Jumat, 19 Desember 2014

Gaya Kepemimpinan Barrack Obama



            Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Kepemimpinan mempunyai kaitan yang erat dengan motivasi. Hal tersebut dapat dilihat dari keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan, dan juga pimpinan itu dalam menciptakan motivasi dalam diri setiap orang bawahan, kolega, maupun atasan pimpinan itu sendiri.

Ø Gaya kepemimpinan
1. Otokratis yaitu kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya. Jadi kekuasaanlah yang sangat dominan diterapkan.
2. Demokrasi yaitu gaya ini ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan demokratis cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.
3. Simbolik yaitu gaya kepemimpinan simbolik biasanya mempunyai ciri bawahan mempunyai kebebasan untuk mengambil keputusan, pemimpin hanya memberi pendapat kalau diminta dan tidak ada usaha untuk memuji atau mengkritik bawahan.
4. Kharismatis. Gaya kepemimpinan kharismatis mempunyai ciri seorang pemimpin mempunyai visi yang kuat, bertanggung jawab secara pribadi atas tindakannya serta mempunyai arah, sasaran, keuletan dan kepercayaann kepada bawahannya.
5. Gaya kepemimpinan kendali bebas. Pemimpin memberikan kekuasan penuh terhadap bawahan, struktur organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif.

            Barack Obama berhasil mencetak sejarah sebagai calon presiden kulit hitam pertama Amerika Serikat dari partai Demokrat. Senator asal Illinois ini berhasil memenangi persaingan kompetisi calon presiden asal Partai Demokrat melawan Hillary Clinton. Dalam salah satu wawancaranya, Obama mengakui peran internet sangatlah besar di dalam keberhasilan strategi kampanyenya. Dengan internet, Obama dapat menggalang dukungan dan dana yang besar dari para pendukungnya. Bahkan Obama pernah suatu kali dapat mengumpulkan dana kampanye hampir sebesar US$ 1 juta hanya dalam waktu 1 jam melalui internet. Obama berhasil pula memanfaatkan internet untuk membangun hubungan dua arah dengan para pendukungnya. Melalui internet, para pendukung Obama dapat menyampaikan aspirasinya secara langsung kepada Obama. Dengan pemahaman yang lebih baik terhadap aspirasi rakyat tersebut, tim kampanye Obama berhasil dalam membuat pesan kampanye yang lebih baik dan tepat sasaran. Apa yang dilakukannya dengan membuat website untuk dapat berkomunikasi langsung dengan pendukungnya tersebut adalah salah satu contohnya. 

            Kemauan untuk mendengar Obama ini merupakan salah satu karakteristik dari gaya kepemimpinan melayani (servant leadership). Konsep kepemimpinan melayani sesungguhnya sudah sejak lama dikenal. Tidak seperti gaya kepemimpinan konvensional yang bersifat vertikal yaitu hubungan antara atasan dan bawahan dengan dibatasi hierarki organisasi yang kaku. Gaya kepemimpinan yang melayani sebaliknya mendorong terjadinya kolaborasi, empati, dan kepercayaan antara atasan dan bawahan.Dengan cara ini, organisasi ternyata dapat menjadi lebih berkembang dan mendorong terciptanya kinerja yang mengesankan. Presiden terpilih Barack Obama akan menerapkan gaya kepemimpinan yang hati-hati dan penuh pertimbangan. Dia ingin berbeda dari Presiden George W Bush yang cenderung lebih mengandalkan insting saat mengambil keputusan.
Selama kampanye, dia terus-menerus dikritik soal kurangnya pengalaman di lingkup pemerintahan. Namun, para pengritik itu pun juga harus mengakui gaya kepemimpinannya yang sangat efektif seperti ditunjukkan saat mengelola kampanye. Organisasi kampanye

            Obama terbukti sangat disiplin menangani isu-isu. Sikap dan operasi politik tersebut sedikit banyak menguak tentang gaya kepemimpinan Obama setelah dia dilantik pada 20 Januari. Para anggota tim Obama mengungkapkan, mereka sangat terkesan dengan penampilan kalem sang presiden. Karena sikapnya yang tenang itu, para staf menjulukinya ”No Drama Obama” (Obama Tanpa Drama). Para staf mengatakan, mereka sangat jarang sekali mendengar Obama berbicara dengan nada tinggi. Dia menerapkan cara-cara yang halus saat mengungkapkan ketidakpuasannya pada suatu keputusan. ”Dia memilih orang-orang yang dia percayai, memberi mereka otoritas besar, dan mengendalikan mereka supaya bertanggung jawab. Itulah gaya manajemen Obama,” kata ketua strategi Obama, David Axelrod.

            Selalu Ingin Tahu ”Dia selalu ingin tahu rencana-rencana apa saja untuk mencapai tujuan-tujuan dan tetap meminta pertanggung-jawaban untuk itu.” Axelford termasuk salah satu orang kepercayaan Obama karena cerdas mengemas pesan-pesan politik. Keteguhan hati Obama terbukti membantu mendongkrak dukungan kepadanya saat krisis finansial terjadi pertengahan September lalu. Soal Krisis Finansial Dalam menghadapi krisis finansial itu Obama mengambil tindakan yang berbeda dari rivalnya dari kubu Republik, John McCain. McCain menanggapinya dengan langkah-langkah dramatis, seperti bertekad menangguhkan kampanyenya guna membantu Kongres merundingkan paket bailout finansial dan menyerukan pemecatan kepala Komisi Keamanan dan Pertukaran. Adapun Obama melakukan tindakan yang sebaliknya. Dia mengadakan konferensi pribadi via telepon dengan para pakar seperti mantan direktur Bank Sentral Paul Volcker, mantan Menteri Keuangan Lawrence Summers, dan investor Warren

            Buffett sementara memantau gejolak pasar di Blackberry. Retorikanya pada beberapa hari pertama krisis menyalahkan pemerintahan Bush atas longgarnya pendekatan yang berkaitan dengan pengaturan. Dia juga berusaha mengaitkan McCain dengan kebijakan-kebijakan Bush. Pendekatan Obama tentang kebijakan luar negeri juga hati-hati. Untuk menangani isu-isu berat seperti nuklir Iran, dia berunding dengan tokoh seperti James Steinberg, mantan pembantu Bill Clinton; Dennis Ross, mantan juru runding Timur Tengah; dan mantan senator Sam Nunn, yang dianggap sebagai salah satu pakar kebijakan luar negeri paling hebat dalam partai Demokrat. Dia juga minta pendapat anggota staf seperti Mark Lippert, personel angkatan laut yang bertugas tujuh bulan di Irak. Di satu sisi, Obama yang dikelilingi oleh para penasihat yang pintar dan berkualitas tinggi. Dia pun bisa memilih para anggota kabinet yang bermutu tinggi untuk membantunya dalam menghadapi masalah-masalah yang dihadapi pemerintahannya.

            Namun di sisi lain, kepemimpinan Obama yang belum terbukti pun akan diuji oleh krisis ekonomi dunia, penyelesaian Perang Irak dan Afghanistan, serta dia pun harus memenuhi harapan dunia yang sangat tinggi kepada kemenangannya. Selain itu, dia harus "menyenangkan" rekan-rekannya dari kubu Demokrat yang sudah menang telak di Kongres. Mungkin kita bisa melihat bahwa ini "previu" kepemimpinan Obama di Gedung Putih bahwa Obama memang memiliki bakat kepemimpinan dan disiplin yang sangat baik. Kita mungkin bisa yakin itu mampu membantunya dalam menghadapi ujian yang lebih utama lagi: yakni mengembalikan AS sebagai negara yang dihormati, disegani, dan menjadi mitra yang disukai oleh negara-negara lain di dunia.

3 Gaya Kepemimpinan Yang Digunakan Obama Sebagai Seorang Pemimpin Adalah :

1. Offer Change, Salah satu hal yang menonjol dari sepanjang Barack Obama berkampanye adalah slogan-slogan yang selama ini didengungkannya, yakni "Change We Belive In," " Change We Need" hingga "Yes We Can!" . Slogan-slogan tersebut mengindikasikan bahwa ia akan siap untuk memimpin Amerika dalam menghadapi perubahan. Slogan ini seakan-akan menjadi positioning yang powerful, karena memang 'change' adalah apa yang didambakan masyarakat AS saat ini.  AS saat ini didera oleh resesi ekonomi yang mengakibatkan masyarakat menderita, dan mereka ingin perubahan. Kemudian berkenaan dengan perang yang dilancarkan AS terhadap Afghanistan dan Irak, sebenarnya masyarakat AS sendiri banyak yang tidak menyetujuinya. Selanjutnya 'green economy' yang didengungkan Obama, juga menjadi salah harapan 'change' yang bisa menjadikan dunia lebih baik. Intinya, masyarakat AS menginginkan change dalam berbagai aspek kehidupan, dan Obama merupakan representasi yang tepat akan 'change' tersebut.

2. Listening Feedback, Setelah positif memenangkan Pemilihan Umum AS, beberapa hari kemudian Obama mempublikasikan web pemerintahan transisi, yakni change.gov, dimana melalui situs tersebut ia berusaha untuk mengumpulkan suara-suara rakyat. Masyarakat AS, melalui situs tersebut bisa mengirimkan feedback berupa saran maupun kritikan, hingga keinginan mereka AS di masa depan. Mendengarkan feedback adalah habit yang perlu untuk dimiliki oleh seorang pemimpin. Karena melalui feedback, maka pemimpin dapat memastikan bahwa mereka ada dalam track yang tepat, serta memenuhi kebutuhan dan harapan rakyatnya. 
3. Communication Skill, Skill Obama dalam berkomunikasi tidak perlu diragukan lagi. Ia merupakan orator yang ulung, karismatik dan punya kemampuan dalam meyakinkan massa untuk mempercayainya. Selain dalam berkomunikasi langsung, Obama juga ulung dalam menggunakan komunikasi Web 2.0. Penguasaan Web 2.0 adalah kunci penting kemenangan kampanye Obama, yang meningkatkan popularitasnya secara online. Facebook dan Twitter, merupakan dua tools yang dimanfaatkannya selama kampanye dan berhubungan dengan para supporternya.  Di mungkin datang ke kantor dengan langkah penuh serius, tetapi sehari-hari Barack Obama melakukan pekerjaannya dengan rileks. Sesekali dia menciptakan gurauan dan dia bercakap-cakap dengan ajudannya sebagai ciri seorang eksekutif. Dia mengagumkan saat bertemu wartawan dengan tanpa pemberitahuan. Dia selalu menghabiskan waktu dengan Blackberry dengan tidak menyerah. Bahkan ia pernah terlihat tidak pakai kemeja saat di kantornya, sedangkan George W. Bush terkenal selalu melindungi dan mengikuti aturan. Dan tidak seperti kebiasaan yang dilakukannya terdahulu, Obama sesekali tidak dapat membantu apa yang terjadi. Kemudian ia mencoba merebut tawaran Konggres Republik. Dibalik pintu dia mengatakan kepada mereka untuk merasa bebas "memukulnya" sebelum camera. Dia merasa senang menonton di televisi.
            Semua presiden membawa gaya baru ke Gedung Putih. Tetapi kedatangan Obama telah mengesankan. Bagian dia yaitu lebih muda, dan membawa sebuah keluarga muda dengan dia.  Tetapi, ia hanyalah Obama yang lebih kasual daripada orang yang ia gantikan. Juga yang lebih kasual, Juru bicara Kepresidenan, Robert Gibbs. Dan berbicara tentang terlambat, Obama di Gedung Putih bukanlah yang tepat waktu. Tidak seperti apa yang telah ditatapkan dan dilihat orang yang digantikannya. Padahal seringkali keinginan kaum Demokrat di Kongres bertentangan dengan kepentingan luar negeri AS. Misalnya, tigapuluh sembilan dari empat puluh penandatangan surat kongres AS tentang Papua berasal dari Partai Demokrat. Padahal, Pemerintah AS berusaha menggalang hubungan baik dengan Indonesia untuk membantunya dalam perang melawan terorisme dan ekstrimisme. Keberhasilan Obama ini merupakan contoh dimana pada dasarnya masyarakat semakin mendambakan sosok pemimpin yang tidak hanya berada di ”menara gading” saja. Masyarakat semakin mendambakan sosok pemimpin yang mau mengerti dan melayani kebutuhan mereka.


                                          Adistia Bianca Rizki~~10113209~~2KA23


Kepemimpinan

                                               TEORI ORGANISASI
                                                           UMUM 1




Nama: 1. Adistia Bianca Rizki
            2. DwitaAngraini
            3. Justin Nathanael Jacobs
            4. Pieter GustiPratama
            5. SetiawatiWinaPratiwi
            6. SyarifNurIkhsanuddin
            7. Tiara AnjasHartiningsih M
            8. Wily Orlando
Kelas: 2KA23 (Kelompok 2)



Kepemimpinan
          Kepemimpinan adalah kekuasaan untuk mempengaruhi seseorang, baik dalam mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu. Kepemimpinan merupakan aktivitas orang-orang, yang terjadi di antara orang-orang, dan bukan sesuatu yang dilakukan untuk orang-orang sehingga kepemimpinan melibatkan pengikut (followers). Proses kepemimpinan juga melibatkan keinginan dan niat, keterlibatan yang aktif antara pemimpin dan pengikut untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama. Dengan demikian, baik pemimpin atau pun pengikut mengambil tanggung jawab pribadi (personal responsibility) untuk mencapai tujuan bersama tersebut.

Tipe-tipe Kepemimpinan

Ada enam tipe kepemimpinan yang diakui keberadaannya secara luas.

1) Tipe pemimpin Otokratis, yaitu seorang pemimpin yang otokratis adalah seorang pemimpin yang:
• Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
• Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
• Menganggap bawahan sebagai alat semata- mata
• Tidak mau menerima kritik, saran, dan pendapat
• Terlalu bergantung kepada kekuasaan formalnya
• Dalam tindakan penggerakannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan punitif (bersifat menghukum)

2) Tipe Militeristis, yaitu seorang pemimpin yang bertipe militeristis adalah seorang pemimpin yang memiliki sifat- sifat:
• Sering mempergunakan sistem perintah dalam menggerakkan bawahannya
• Senang bergantung pada pangkat dan jabatan dalam menggerakkan bawahannya
• Senang kepada formalitas yang berlebih- lebihan
• Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan
• Sukar menerima kritikkan dari bawahan
• Menggemari upacara- upacara untuk berbagai acara dan keadaan

3) Tipe Paternalistis, yaitu seorang pemimpin yang:
• Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa
Bersikap terlalu melindungi
• Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan dan inisiatif
• Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya.
• Sering bersikap maha tahu

4) Tipe Kharismatis, hingga kini para pakar belum berhasil menemukan sebab- sebab mengapa seorang pemimpin memiliki kharisma, yang diketahui adalah bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seorang menjadi pemimpin yang kharismatis, maka sering dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers).

5) Tipe Laissez Faire, yaitu seorang yang bersifat:
• Dalam memimpin organisasi biasanya mempunyai sikap yang permisif, dalam arti bahwa para anggota organisasi boleh saja bertindak sesuai dengan keyakinan dan hati nurani, asal kepentingan bersama tetap terjaga dan tujuan organisai tetap tercapai.
• Organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang- orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran yang dicapai, dan tugas yang harus dilaksanakan oleh masing- masing anggota.
• Seorang pemimpin yang tidak terlalu sering melakukan intervensi dalam kehidupan organisasional.
• Seorang pemimpin yang memiliki peranan pasif dan membiarkan organisasi berjalan dengan sendirinya

6) Tipe Demokratis, yaitu tipe yang bersifat:
• Dalam proses penggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia adalah makhluk termulia di dunia
• Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari para bawahannya
•Senang menerima saran, pendapat bahkan kritik dari bawahannya
•Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses dari padanya.
•Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan kerja tim dalam usaha mencapai tujuan
•Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin
• Para bawahannya dilibatkan secara aktif dalam menentukan nasib sendiri melalui peran sertanya dalam proses pengambilan keputusan.


Teori Kepemimpinan
1. Teori orang-orang terkemuka
            Bernard, Bingham, Tead dan Kilbourne menerangkan kepemimpinan berkenaan dengan sifat-sifat dasar kepribadian dan karakter.
2. Teori lingkungan
            Mumtord, menyatakan bahwa pemimpin muncul oleh kemampuan dan keterampilan yang  memungkinkan dia memecahkan masalah sosial dalam keadaan tertekan, perubahan dan  adaptasi. Sedangkan Murphy, menyatakan kepemimpinan tidak terletak dalam darir  individu melainkan merupakan fungsi dari suatu peristiwa.


3. Teori personal situasional
            Case (1933) menyatakan bahwa kepemimpinan dihasilkan dari rangkaian tiga faktor,  yaitu sifat kepribadian pemimpin, sifat dasar kelompok dan anggotanya serta peristiwa
yang diharapkan kepada kelompok.

4. Teori interaksi harapan
            Homan (1950) menyatakan semakin tinggi kedudukan individu dalam kelompok maka  aktivitasnya semakin meluas dan semakin banyak anggota kelompok yang berhasil diajak  berinteraksi.

5. Teori humanistik
            Likert (1961) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan proses yang saling  berhubungan dimana seseorang pemimpin harus memperhitungkan harapan-harapan,  nilai-nilai dan keterampilan individual dari mereka yang terlibat dalam interaksi yang  berlangsung.

6. Teori pertukaran
            Blau (1964) menyatakan pengangkatan seseorang anggota untuk menempati status yang  cukup tinggi merupakan manfaat yang besar bagi dirinya. Pemimpin cenderung akan  kehilangan kekuasaaanya bila para anggota tidak lagi sepenuh hati melaksanakan segala  kewajibannya.

Fungsi kepemimpinan
            Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
1. Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanaan administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
2. Fungsi sebagai Top Manajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing, commanding, controling, dsb.
Fungsi pokok pimpinan adalah:
• Memberikan kerangka pokok yang jelas yang dapat dijadikan pegangan oleh anggotanya.
• Mengawasi, mengendalikan dan menyalurkan perilaku anggota yang dipimpin
• Bertindak sebagai wakil kelompok dalam berhubungan dengan dunia luar
            Fungsi kepemimpinan itu pada pokoknya adalah menjalankan wewenang kepemimpinan, yaitu menyediakan suatu sistem komunikasi, memelihara kesediaan bekerja sama dan menjamin kelancaran serta keutuhan organisasi atau perusahaan.
Fungsi-fungsi kepemimpinan meliputi kegiatan dan tindakan sebagai berikut:
a. Pengambilan keputusan
b. Pengembangan imajinasi
c. Pendelegasian wewenang kepada bawahan
d. Pengembangan kesetiaan para bawahan
e. Pemrakarsaan, penggiatan dan pengendalian rencana-rencana
f. Pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya
g. Pelaksanaan keputusan dan pemberian dorongan kepada para pelaksana
h. Pelaksanaan kontrol dan perbaikan kesalahan-kesalahan
i. Pemberian tanda penghargaan kepada bawahan yang berprestasi
j. Pertanggungjawaban semua tindakan

Tanggung Jawab Kepemimpinan
            Kepemimpinan yang juga merupakan seni dalam mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan, memerlukan tanggung jawab orang yang berfungsi sebagai pemimpin. Menurut Drs. Hidjirachman Ranupandojo et.AL., dengan mengutip pendapat Robert C. Miljus dalam buku “Effective Leadership and the motivation of Human Resources” (1992:152) mengatakan bahwa tanggung jawab para pemimpin adalah sebagai berikut :
  • Menentukan tujuan pelaksanaan kerja realitas (dalam artian kuantitas, kualitas, keamanan dan sebagainya)
  • Melengkapai para karyawan dengan sumber-sumber dana yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya.
  • Mengkomunikasikan pada karyawan tentang apa yang diharapkan dari mereka.
  • Memberikan susunan hadiah yang sepadan untuk mendorong prestasi.
  • Mendelegasikan wewenang apabila diperlukan dan mengundang partisipasi apabila memungkunkan.
  • Menghilangkan hambatan untuk pelaksanaan pekerjaan yang efektif.
  • Menilai pelaksanaan pekerjaan yang menkomunikasikan hasilnya.
  • Menunjukan perhatian pada karyawan.

Macam-macam Gaya Kepemimpinan
            Tiga gaya kepemimpinan yang pokok yaitu gaya kepemimpinan Otokratis, Demokratis, Laissez faire.

1.Gaya Kepemimpinan Otokratis
            Gaya kepemimpinan Otokratis ini meletakkan seorang pemimpin sebagai sumber kebijakan. Pemimpin merupakan segala-galanya. Bawahan dipandang sebagai orang yang melaksanakan perintah. Oleh karena itu bawahan hanya menerima instruksi saja dan tidak diperkenankan membantah maupun mengeluarkan ide atau pendapat. Dalam posisi demikian anggota atau bawahan tidak terlibat dalam soal keorganisasian. Pada tipe kepemimpinan ini segala sesuatunya ditentukan oleh pemimpin sehingga keberhasilan organisasi terletak pada pemimpin.
          
           2.Gaya Kepemimpinan Demokratis
            Gaya kepemimpinan ini memberikan tanggungjawab dan wewenang kepada semua pihak, sehingga ikut terlibat aktif dalam organisasi, anggota diberi kesempatan untuk memberikan usul serta saran dan kritik demi kemajuan organisasi. Gaya kepemimpinan ini memandang bawahan sebagai bagian dari keseluruhan organisasinya, sehingga mendapat tempat sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia. Pemimpin mempunyai tanggungjawab dan tugas untuk mengarahkan, mengontrol dan mengevaluasi serta mengkoordinasi.

3.   Gaya Kepemimpinan Laissez faire
            Pada prinsipnya gaya kepemimpinan ini memberikan kebebasan mutlak kepada para bawahan. Semua keputusan dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaan diserahkan sepenuhnya kepada bawahan. Dalam hal ini pemimpin bersifat pasif dan tidak memberikan contoh-contoh kepemimpinan. (Ngalim Purwanto, 1992:48-50)
            Dari beberapa gaya kepemimpinan tersebut akan mempunyai tingkat efektivitas yang berbeda-beda, tergantung pada faktor yang mempengaruhi perilaku pemimpin. Seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya sangat dipengaruhi oleh faktor, baik yang berasal dari dalam diri pribadinya maupun faktor yang berasal dari luar individu pemimpin tersebut.

Perubahan dan Perkembangan Organisasi Perekonomian Rakyat (Koperasi)




            Koperasi merupakan organisasi  perekonomian rakyat yang berfungsi sebagai usaha bersama dalam memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup yang didasarkan pada asas kekeluargaan. Pada awal kemerdekaan, koperasi berfungsi untuk mendistribusikan keperluan masyarakat sehari-hari di bawah Jawatan Koperasi, Kementerian Kemakmuran. Pada tahun 1946, berdasarkan hasil pendaftaran secara sukarela yang dilakukan Jawatan Koperasi terdapat sebanyak 2.500 buah koperasi. Koperasi pada saat itu dapat berkembang secara pesat.
            Namun karena sistem pemerintahan yang berubah-ubah maka terjadi titik kehancuran koperasi Indonesia menjelang pemberontakan G30S / PKI. Partai-partai memenfaatkan koperasi untuk kepentingan partainya, bahkan ada yang menjadikan koperasi sebagai alat pemerasan rakyat untuk memperkaya diri sendiri, yang dapat merugikan koperasi sehingga masyarakat kehilangan kepercayaannya dan takut menjadi anggota koperasi.
            Pembangunan baru dapat dilaksanakan setelah pemerintah berhasil menumpas pemberontakan G30S / PKI. Pemerintah pun melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Kehadiran dan peranan koperasi dalam perekonomian nasional merupakan pelaksanaan amanat penderitaan rakyat. Masa pasca kemerdekaan memang dapat dikatakan berkembang tetapi pada masa itu membuat perkembangan koperasi berjalan lambat. Namun meskipun begitu saat ini koperasi sudah mulai berjalan dengan baik dan tersebar luas.

            Sepanjang sejarah perkembangannya organisasi perekonomian rakyat seperti koperasi melalui banyak proses-proses perubahan. Perubahan dalam koperasi sejak dulu hingga sekarang disebabkan oleh faktor intern dan ekstern mulai dari faktor kebutuhan rakyat sampai faktor krisis perekonomian. Namun meskipun telah melalui perubahan mulai dari perubahan jaman sampai dengan perubahan pola pikir masyarat, koperasi mampu tetap bertahan sebagai organisasi perekonomian rakyat karena strategi dan pendekatan yang dilakukan oleh setia anggotanya mampu membuat organisasi ini tetap bertahan bahkan berkembang.


                                        Adistia Bianca Rizki~~10113209~~2KA23

Perubahan dan Perkembangan Organisasi

TEORI ORGANISASI
UMUM 1




Nama: 1. Adistia Bianca Rizki
            2. DwitaAngraini
            3. Justin Nathanael Jacobs
            4. Pieter GustiPratama
            5. SetiawatiWinaPratiwi
             6. SyarifNurIkhsanuddin
             7. Tiara AnjasHartiningsih M
             8. Wily Orlando
Kelas:  2KA23 (Kelompok 2)



Faktor – faktor perubahan Organisasi.

            Secara garis besar faktor penyebab terjadinya perubahan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:

1.   Faktor Ekstern
            Penyebab perubahan yang berasal dari luar, atau sering disebut lingkungan. Organisasi bersifat responsive terhadap perubahan yang terjadi di lingkungannya. Oleh karena itu, jarang sekali suatu organisasi melakukan perubahan besar tanpa adanya dorongan yang kuat dari lingkungannya. Artinya, perubahan yang besar itu terjadi karena lingkungan menuntut seperti itu. Beberapa penyebab perubahan organisasi yang termasuk faktor ekstern adalah perkembangan teknologi, faktor ekonomi dan peraturan pemerintah.

            Perkembangan dan kemajuan teknologi juga merupakan penyebab penting dilakukannya perubahan. Penggantian perlengkapan lama dengan perlengkapan baru yang lebih modern menyebabkan perubahan dalam berbagai hal, misalnya: prosedur kerja, kualitas dan kuantitas tenaga kerja, jenis bahan baku, jenis output yang dihasilkan, system penggajian yang diberlakukan yang memungkinkan jumlah bagian-bagian yang ada dikurangi atau hubungan pola kerja diubah karena adanya perlengkapan baru.

            Perkembangan IPTEK terus berlanjut sehingga setiap saat ditemukan berbagai produk teknologi baru yang secara langsung atau tidak memaksa organisasi untuk melakukan perubahan. Organisasi yang tidak tanggap dan bersedia menyerap berbagai temuan teknologi tersebut akan tertinggal dan pada gilirannya tidak akan sanggup survive.

2.   Faktor Intern
            Penyebab perubahan yang berasal dari dalam organisasi yang bersangkutan, yang dapat berasal dari berbagai sumber antara lain:
-   Problem hubungan antar anggota,
-   Problem dalam proses kerja sama,
-   Problem keuangan.

            Hubungan antar anggota yang kurang harmonis merupakan salah satu problem yang lazim terjadi. Dibedakan menjadi dua, yaitu: problem yang menyangkut hubungan atasan bawahan (hubungan yang bersifat vertikal), dan problem yang menyangkut hubungan sesama anggota yang kedudukannya setingkat (hubungan yang bersifat horizontal). Problem atasan bawahan yang sering timbul adalah problem yang menyangkut pengambilan keputusan dan komunikasi. Keputusan pimpinan yang berkenaan dengan system pengupahan, misalnya dianggap tidak adil atau tidak wajar oleh bawahan, atau putusan tentang pemberlakuan jam kerja yang dianggap terlalu lama, dsb. Hal ini akan menimbulkan tingkah laku anggota yang kurang menguntungkan organisasi, misalnya anggota sering terlambat. Komunikasi atasan bawahan juga sering menimbulkan problem. Keputusannya sendiri mungkin baik tetapi karena terjadi salah informasi, bawahan menolak keputusan pimpinan. Dalam hal seperti ini perubahan yang dilakukan akan menyangkut system saluran komunikasi yang digunakan.

            Problem yang sering timbul berkaitan dengan hubungan sesame anggota organisasi pada umumnya menyangkut masalah komunikasi dan kepentingan masing-masing anggota.

            Proses kerja sama yang berlangsung dalam organisasi juga kadang-kadang merupakan penyebab dilakukannya perubahan. Problem yang timbul dapat menyangkut masalah system kerjasamanya dan dapat pula menyangkut perlengkapan atau peralatan yang digunakan. Sistem kerja sama yang terlalu birokratis atau sebaliknya dapat menyebabkan suatu organisasi menjadi tidak efisien. System birokrasi (kaku) menyebabkan hubungan antar anggota menjadi impersonal yang mengakibatkan rendahnya semangat kerja dan pada gilirannya produktivitas menurun, demikian sebaliknya. Perubahan yang harus dilakukan akan menyangkut struktur organisasi yang digunakan.

           Perlengkapan yang digunakan dalam mengolah input menjadi output juga dapat merupakan penyebab dilakukannya perubahan. Tujuan penggunaan berbagai perlengkapan dan peralatan dalam proses kerjasama ialah agar diperoleh hasil secara efisien.


Proses perubahan

1. Mengadakan pengkajian.
2. Mengadakan identifikasi.
3. Menetapkan perubahan.
4. Menentukan strategi.
5. Melakukan evaluasi.

            Ada beberapa tahapan dari proses perubahan suatu organisasi
  • Karena ada tekanan & desakkan, dimana yang dimaksud di sini adalah, tekanan & desakkan dari pihak luar atau dalam untuk mengembangkan suatu organisasi agar mau berkembang dan berjalan lebih maksimal.
  • Interfrensi & Reorientasi biasanya melibatkan orang lain untuk mengelola, dimana dibutuhkan pengenalan kembali agar mengingatkan apa yang telah dicapai dan apa yang masih harus menjadi misi untuk mencapai visi suatu organisasi tersebut.
  • Diagnosa & Pengenalan masalah, dimana di sini berusaha ditemukan, apa yang menjadi sebab, dana mengakibatkan apa, serta bagaimana cara Organisasi tersebut memecahkan suatu masalah dengan baik.
  • Penemuan & Komitmen dari penyelesaian, setelah menemukan suatu hal yang baru terhadapa penyelesaiaan masalah, maka akan didaptkan komitmen baru, dimana harus dijalankan, agar seseuatu kegagalan di masa lampau tidak terulangi lagi di masa depannya.
  • Percobaan & penerimaan hasil, dimana setelah kita melakukan percobaan suatu yang baru, kitapun harus dapat menerima hasilnya, dan mereview kembali agar kita mengetahui dimana cacatnya suatu cara tersebut dan memodifikasi kembali agar perubahan itu menjadi lebih baik dan sesuai dengan yang diharapkan.


Ciri-ciri pengembangan Organisasi        

Pengembangan organisasi yang efektif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a)  Merupakan strategi terencana dalam mewujudkan perubahan organisasional, yang memiliki sasaran jelas berdasarkan diagnosa yang tepat tentang permasalahan yang dihadapi oleh organisasi.

b)  Merupakan kolaborasi antara berbagai pihak yang akan terkena dampak perubahan yang akan terjadi.

c)  Menekankan cara-cara baru yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh organisasi dan semua satuan kerja dalam organisasi.

d)  Mengandung nilai humanistik dimana pengembangan potensi manusia menjadi bagian terpenting.

e)  Menggunakan pendekatan komitmen sehingga selalu memperhitungkan pentingnya interaksi, interaksi dan interdependensi antara berbagai satuan kerja sebagai bagian integral di suasana yang utuh.

f)   Menggunakan pendekatan ilmiah dalam upaya meningkatkan efektivitas organisasi.



Metode pengembangan organisasi

            Beberapa teknik yang digunakan untuk pengembangan organisasi adalah sebagai berikut ini :
  • Sensitivity training, merupakan teknik Pengembangan Organisasi yang pertama diperkenalkan dan yang dahulu paling sering digunakan. Teknik ini sering disebut juga T-group. Dalam kelompok kelomok T (singkatan training) yang masing masing terdiri atas 6 – 10 peserta, pemimpin kelompok (terlatih) membimbing peserta meningkatkan kepekaan (sensitivity) terhadap orang lain, serta ketrampilan dalam hubungan antar-pribadi.
  • Team Building, pendekatan yang bertujuan memperdalam efektivitas serta kepuasaan tiap individu dalam kelompok kerjanya atau tim. Teknik team building sangat membantu meningkatkan kerjasama dalam tim yang menangani proyek dan organisasinya bersifat matriks.
  •  Survey feedback, tiap peserta diminta menjawab kuesioner yang dimaksud untuk mengukur persepsi serta sikap mereka (misalnya persepsi tentang kepuasan kerja dan gaya kepemimpinan mereka). Hasil survei ini diumpan balikkan pada setiap peserta, termasuk pada para penyelia dan manajer yang terlibat. Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan kuliah atau lokakarya yang mengevaluasi hasil keseluruhan dan mengusulkan perbaikan perbaikan konstruktif.
  • Transcational Analysis (TA), TA berkonsentrasi pada gaya komunikasi antar-individu. TA mengajarkan cara menyampaikan pesan yang jelas dan bertanggung jawab, serta cara menjawab yang wajar dan menyenangkan. TA dimaksudkan untuk mengurangi kebiasaan komunikasi yang buruk dan menyesatkan.
  •  Intergroup activities, fokus dalam teknik intergroup activities adalah peningkatan hubungan baik antar-kelompok. Ketergantungan antar kelompok , yang membentuk kesatuan organisasi, menimbulkan banyak masalah dalam koordinasi. Intergroup activities dirancang untuk meningkatkan kerjasama atau memecahkan konflik yang mungkin timbul akibat saling ketergantungan tersebut.
  • Proses Consultation, dalam Process consultation, konsultan Pengembangan Organisasi mengamati komunikasi , pola pengambilan keputusan , gaya kepemimpinan, metode kerjasama, dan pemecahan konflik dalam tiap unit organisasi. Konsultan kemudian memberikan umpan balik pada semua pihak yang terlibat tentang proses yang telah diamatinya , serta menganjurkan tindakan koreksi.
  • Pengembangan Organisasi Grip, pendekatan grip pada pengembangan organisasi di dasarkan pada konsep managerial grip yang diperkenalkan oleh Robert Blake dan Jane Mouton. Konsep ini mengevaluasi gaya kepemimpinan mereka yang kurang efektif menjadi gaya kepemimpinan yang ideal, yang berorientasi maksimum pada aspek manusia maupun aspek produksi.
  • Third-party peacemaking, dalam menerapkan teknik ini, konsultan Pengembangan Organisasi berperan sebagai pihak ketiga yang memanfaatkan berbagai cara menengahi sengketa, serta berbagai teknik negosiasi untuk memecahkan persoalan atau konflik antar-individu dan kelompok.



Interaksi Berorganisasi



            Dalam kehidupan sehari-hari, kita melihat komunikasi dalam bentuk misalnya percakapan antara dua orang, pidato dari ketua dengan dewan rapat, berita yang dibacakan oleh penyiar televisi atau radio, buku cerita, koran, surat, telepon, e-mail, sms dsb. Hal tersebut membuktikan bahwa manusia harus selalu berhubungan dengan manusia lainnya atau biasa disebut Komunikasi atau Interaksi Sosial.

            Syarat pertama untuk terjadinya komunikasi adalah adanya dua orang atau lebih. Orang pertama sebagai pengirim berita/informasi, dan orang kedua dan seterusnya berfungsi sebagai penerima berita/informasi. Dalam hal ini orang kedua, ketiga dan seterusnya setelah menerima berita/informasi dapat mengirim kembali informasi tersebut sehingga orang tersebut juga dapat berfungsi sebagai pengirim berita. 

            Contohnya dalam sebuah organisasi jika seorang Ketua dalam sebuah Organisasi memberikan kabar melalui telepon kepada Humas Internal bahwa pada akhir bulan akan diadakan rapat membahas acara yang akan diadakan, disini ketua berfungsi sebagai sumber informasi (pengirim informasi) dan Humas berfungsi sebagai penerima informasi. Setelah menerima informasi tersebut Humas pun mengumumkannya kepada setiap anggota melalui grup chatting, dalam hal ini Humas yang sebelumnya adalah penerima informasi juga berfungsi sebagai pengirim informasi, setelah itu barulah akan muncul tanggapan dari anggota-anggota Organisasi tersebut mulai dari ada yang bertanya ‘jam berapa rapat dimulai?’, atau bahkan akan ada menginformasikan kalau ia tidak bisa datang dalam rapat tersebut.

            Dalam kasus diatas terdapat unsur-usur terjadinya komunikasi dimana ada Ketua sebagai Penyampai berita. Humas, dan Anggota sebagai Komunikator. Ada pula Berita yang disampaikan yaitu akan ada rapat pada akhir bulan. Kemudian adanya Tanggapan dari anggota yang berhalangan hadir. Komunikasi yang dilakukan dalam kasus ini adalah komunikasi Verbal dan komunikasi tertulis diamana merupakan komunikasi satu arah. Jika penerima informasi dapat benar-benar mengerti apa yang disampaikan oleh pengirim informasi/berita maka yang terjadi dalam hal ini adalah komuniksi yang sempurna.



Referensi: Sarlito, W Sarwono. (2010). Psikologi Sosial: Komunikasi Interaksi Sosial. 

                                              Adistia Bianca Rizki~~10113209~~2KA23

Komunikasi Dalam Organisasi


TEORI ORGANISASI
UMUM 1




Nama: 1. Adistia Bianca Rizki
            2. DwitaAngraini
            3. Justin Nathanael Jacobs
            4. Pieter GustiPratama
            5. SetiawatiWinaPratiwi
            6. SyarifNurIkhsanuddin
            7. Tiara AnjasHartiningsih M
            8. Wily Orlando
Kelas: 2KA23 (Kelompok 2)






Komunikasi dalam Organisasi

Berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya.

I. Definisi komunikasi :
·         Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G).

·         Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain (Davis, 1981).

·         Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain (Schram,W)

Komunikasi Organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.

Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah Suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari suatu pihak ke pihak yang lain dengan tujuan tercapai persepsi atau pengertian yang sama.
Komunikasi dalam organisasi sangat penting karena dengan adanya komunikasi maka seseorang bisa berhubungan dengan orang lain dan saling bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan seseorang dalam bekerja atau menjalani kehidupan sehari-hari. Maka untuk membina hubungan kerja antar pegawai maupun antar atasan bawahan perlulah membicarakan komunikasi secara lebih terperinci.
Dalam menyalurkan solusi dan ide melalui komunikasi harus ada si pengirim berita (sender) maupun si penerima berita (receiver). Solusi-solusi yang diberikan pun tidak diambil seenaknya saja, tetapi ada penyaringan dan seleksi, manakah solusi yang terbaik yang akan diambil, dan yang akan dilaksanakan oleh organisasi tersebut agar mencapai tujuan, serta visi, misi suatu organisasi.
Tujuan komunikasi dalam proses organisasi tidak lain dalam rangka membentuk saling pengertian (mutual undestanding) . Pendek kata agar terjadi penyetaraan dalam kerangka referensi, maupun dalam pengalaman.

II.  Unsur-unsur Komunikasi ada 5, yaitu :
1.Komunikator
2.Menyampaikan berita
3.Berita-berita yang disampaikan
4.Komunikasi
5.Tanggapan atau reaks
Bagaimana Menyalurkan Ide Melalui Komunikasi?
Menyalurkan ide melalui komunikasi bisa secara lisan maupun tulisan. Salah satu nya adalah dengan memberikan solusi yang tepat kepada orang lain yang membutuhkan solusi untuk menyelesaikan masalah nya.
Tahapan – tahapan menyalurkan ide melalui komunikasi :
Ide (gagasan)
PerumusanDalam perumusan, disini ide si sender disampaikan dalam kata-kata.
Penyaluran (Transmitting)
Penyaluran ini adalah bisa lisan, tertulis, mempergunakan symbol, atau isyarat dsb.
Tindakan
Dalam tindakan ini sebagai contoh misalnya perintah-perintah dalam organisasi dilaksanakan.
Pengertian
Dalam pengertian ini disini kata-kata si sender yang ada dalam perumusan tadi menjadi ide si receiver.
Penerimaan
Penerimaan ini diterima oleh si penerima berita (penangkap berita).


III. Hambatan – Hambatan Komunikasi

Berikut ini adalah hambatan – hambatan dalam Komunikasi :

1. Hambatan dari Proses Komunikasi :
  • Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
  • Hambatan dalam penyandian/simbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
  • Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
  • Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima
  • Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
  • Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
2. Hambatan Fisik
  Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain-lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.

3. Hambatan Semantik.
         Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima.

4. Hambatan Psikologis
          Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.

IV.  Klasifikasi Komunikasi dalam organisasi

Di bawah ini ada beberapa klasifikasi komunikasi dalam organisasi yang di tinjau dari beberapa segi :

1. Dari segi sifatnya :
a. Komunikasi Lisan
komunikasi yang berlangsung lisan / berbicara
contoh: presentasi

b. Komunukasi Tertulis
komunikasi melalui tulisan
contoh: email

c. Komunikasi Verbal
komunikasi yang dibicarakan/diungkapkan
contoh: curhat

d. Komunikasi Non Verbal
komunikasi yang tidak dibicarakan(tersirat)
contoh: seseorang yang nerves (gemetar)


2. Dari segi arahnya :
a. Komunikasi Ke atas
komunikasi dari bawahan ke atasan

b. Komunikasi Ke bawah
komunikasi dari atasan ke bawahan

c. Komunikasi Horizontal
komunikasi ke sesama manusia / setingkat

d. Komunikasi Satu Arah
pemberitahuan gempa melalui BMKG(tanpa ada timbal balik)

e. Komunikasi Dua Arah
berbicara dengan adanya timbal balik/ saling berkomunikasi

3. Menurut Lawannya :
a. Komunikasi Satu Lawan Satu
 berbicara dengan lawan bicara yang sama banyaknya
cth:berbicara melalui telepon

b. Komunikasi Satu Lawan Banyak (kelompok)
‏ berbicara antara satu orang dengan suatu kelompok
Cth: kelompok satpam menginterogasi maling

c. Kelompok Lawan Kelompok
berbicara antara suatu kelompok dengan kelompok lain
Cth: debat partai politik


4.Menurut Keresmiannya :
a. Komunikasi Formal
komunikasi yang berlangsung resmi
cth: rapat pemegang saham

b. Komunikasi Informal
komunikasi yang tidak resmi

cth : berbicara dengan teman