Membuat surat lamaran pekerjaan/CV sudah menjadi hal yang
harus diketahui oleh setiap orang yang akan melamar perkerjaan terutama para
fresh graduated. Saya sering menemukan kesalahan dalam format penulisan surat
lamaran. Surat lamaran dalam bahasa Indonesia yang baik seharusnya sesuai
dengan EYD. Mungkin sebagian orang berpikir bahwa beberapa penerima pekerjaan, format
dan cara penulisan surat lamaran tidak begitu diperhatikan, padahal
format penulisan sangat penting. Karena dari format dan cara penulisan HRD dapat
membaca seberapa baik tingkat kecerdasan bahasa pelamar. Beberapa kesalahan
dalam penulisan surat lamaran pekerjaan dan CV adalah
- Besar dan Kecilnya Huruf dan Titik Koma
Besar
dan kecilnya huruf dalam penulisan berpengaruh pada sempurna atau tidaknya
tulisan tersebut. Misalnya didalam surat lamaran terdapat kalimat
“........oleh
sebab itu, saya
nama :
alamat :
nomor
telepon :
pendidikan
terakhir :
........
bermaksud untuk.....”
Kata
yang saya bold diatas seharusnya memang menggunakan huruf kecil. Mengapa? Karena
setelah kata ‘saya’ tidak ada ‘titik(.)’, meskipun setelah kata ‘saya’ tulisan
poin-poin data diri dilanjutkan dibawah namun untuk poin-poin tersebut tidak
menggunakan huruf kapital, karena poin-poin tersebut masih lanjutan dari
kalimat sebelumnya, poin tersebut bukan paragraf baru! Jadi untuk penulisan
apapun jika tidak diakhiri oleh ‘titik (.)’ jangan gunakan huruf kapital
kecuali penulisan ditulis pada paragraf baru. Berbeda dengan CV, didalam CV
poin-poin tersebut menggunakan huruf kapital karena CV ditunjukan untuk
menuliskan biodata dan tidak ada kalimat permohonan/pengajuan.
- Tidak Menyertakan Dasar Informasi Adanya Lowongan Pekerjaan
Setiap
kali mengetahui adanya suatu lowongan pekerjaan, saat membuat surat lamaran
pekerjaan saya tidak pernah lupa untuk menuliskan darimana saya mendapatkan
informasi lowongan pekerjaan tersebut. Format penulisannya diawal surat lamaran
“Berdasarkan
informasi lowongan pekerjaan dari ________(jika dari koran tulis misalnya ‘komp*s,
27 Oktober 2015’, jika dari web masukan link webnya, jika tau lowongan tersebut
dari teman tanyakan pada teman dimana lowongan pekerjaan tersebut diiklankan)
- Tidak Spesifik Menuliskan Kepada Siapa Surat Lamaran Ditujukan
Saat
ingin melamar pekerjaan, kadang kita tidak tau kepada siapa surat tersebut akan
diajukan. Misalnya didalam informasi lowongan pekerjaan tersebut hanya
dituliskan “Kirim lamaran ke Pimpinan Personalia/HRD......” maka dalam surat
lamaran tersebut jangan menuliskan “Bapak atau Ibu pimpin”, bagaimana kita bisa
tau pasti kalau yang akan menerima surat tersebut adalah laki-laki atau
perempuan? Jadi lebih baik tuliskan seperti “...........besar harapan saya
diterima untuk melakukan wawancara diperusahaan yang Anda pimpin”
- Menuliskan Suku dan Agama Dalam CV
Memang
ada beberapa perusahaan yang sudah menetukan format apa saja yang harus diisi
didalam CV. Seperti saat dulu saya melamar untuk menjadi brigadir polisi, dalam
format biodata kedinasan yang harus saya isi dulu sudah ditentukan oleh pihak
SDM kepolisian. Dalam data tersebut saya juga mengisi suku dan agama, mungkin
untuk menentukan domisili dan waktu saya akan ditugaskan nantinya. Namun
berbeda jika ingin melamar pekerjaan kepada pihak swasta atau perusahaan diluar
kedinasan yang tidak menentukan format isi biodata, jangan memasukan keterangan
suku dan agama. Karena pada dasarnya kita bekerja berdasarkan kemampuan kita
bukan atas dasar ras.
- Tidak Menuliskan Lampiran Apa Saja Yang Dilampirkan
Ketika
ingin melamar suatu pekerjaan, jangan
lupa untuk menuliskan lampiran apa saja yang akan kita berikan kepada
perusahaan tersebut. Biasanya format penulisannya seperti
“......sebagai
bahan pertimbangan, berikut saya lampirkan
-foto
copy ktp
-pas
foto terakhir
-foto
copy ijaza terakhir
-foto
copy sertifikat
-SKCK
..........”
Untuk
penulisan ‘foto copy’ dll pun harus sesuai dengan EYD.
Sebagai informasi, biasanya surat lamaran pekerjaan dan CV dikirimkan kepada perusahaan dalam 2 jenis pengiriman. Pengiriman via pos dan pengiriman via e-mail. Sebagai pelamar pekerjaan yang baik kita harus mengetahui bagaimana cara melakukan pengiriman tersebut. Jika via pos atau diberikan secara langsung keperusahaan, usahakan semua berkas dan lampiran di print dengan rapih. Untuk lampiran-lampiran berikan hanya foto copynya saja jangan sekali-kali memberikan lampiran aslinya (keculai pas foto). Jika via e-mail (attachment), buat surat lamaran dan CV dengan rapih didalam word, bisa juga jika ingin diconvert kedalam bentuk PDF, lalu jangan lupa untuk menscan semua lampiran mulai dari foto copy ijaza sampai dengan SKCK kemudian arsipkan dalam format .rar, jangan attachment satu data satu attachment karena hal itu hanya akan mempersulit perusahaan yang harus mendownload attachment kita satu persatu.
Untuk informasi tambahan jika belum mempunyai SKCK tetapi perusahaan membutuhkannya, untuk membuat SKCK persiapkan semua berkas yang harus dibawa ke polsek setempat, dengan memakai pakaian yang rapih dan sopan. Berkas-berkasnya biasanya foto copy KTP yang sudah dilegalisir, sk rt/rw, sk kelurahan, kartu keluarga, foto (saya lupa berapa ukurannya), dan tissu untuk membersihkan tinta karena biasanya akan ada cap semua jari. Saat saya membuat SKCK tahun lalu saya tidak membawa berkas yang begitu banyak karena sebelumnya saya sudah memiliki surat rekomendasi dari polres, dan sidik jari saya pun sudah terdaftar disana jadi saya hanya membawa surat rekomendasi tersebut.