Minggu, 09 November 2014

Pengaruh Jokowi Dalam Kemenagan Pemilu PDIP



            Dikutip dari Merdeka.com - Perolehan suara PDIP tidak berbeda jauh setelah Joko Widodo  (Jokowi) dideklarasikan dan diberi mandat sebagai Capres 2014. Berdasarkan penghitungan sejumlah lembaga survei, perolehan suara PDIP berkisar antara 18-19 persen, padahal targetnya 27,2 persen.
            "Dari segi data dapat disimpulkan bahwa tidak ada Jokowi effect, tak perlu diperdebatkan bahwa pengaruh Jokowi terhadap suara PDIP kuat, ternyata pengaruhnya enggak kuat," ujar Pengamat Politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Kamis (10/4).
            Menurut dia, sebagian besar masyarakat Indonesia masih terpatri akan ketokohan seseorang. Ternyata, dalam Pemilu 2014 merupakan ajang untuk memilih wakil-wakil rakyat. 
            "Masyarakat punya anggapan kuat bahwa anggota DPR sama saja, korupsi juga, tidak bisa menyejahterakan rakyat," terang Emrus. Peta Pemilu Legislatif akan berbeda dengan Pemilu Presiden. Emrus menjelaskan, publik akan banyak memilih figur Jokowi dibandingkan dengan Pemilu Legislatif dengan menentukan pilihan terhadap PDIP.
            "Waktu Pilkada Jawa Barat dan Sumatera Utara Jokowi juga diajak kampanye, tetapi PDIP tidak berhasil menang dalam pilkada tersebut," jelas dia.
            Dosen pengajar UPH itu menyarankan agar Jokowi mundur dari jabatannya sebagai gubernur DKI Jakarta. Sebab dengan demikian, figur Jokowi dapat terhindar dari sikap yang haus kekuasaan. "Soalnya bisa dianggap seperti gambling, enggak berhasil maju sebagai capres masih bisa kembali dan duduk menjadi gubernur. Supaya Jokowi  tidak dianggap lain ucapan dan lain perbuatan. Jokowi bisa pamit ke warga Jakarta," ujarnya.


            Berdasarkan kutipan berita diatas dapat disimpulkan bahwa memiliki Pengaruh (Mampu mempengaruhi), terutama didalam sebuah organisasi/pemerintahan sangat diperlukan untuk banyak hal. Mulai dari mendapatkan kepercayaan banyak orang. Hal/strategi tersebut juga yang digunakan oleh PDIP untuk mendapatkan suara lebih dalam pemilu, dengan mempromosikan Jokowi yang memiliki figur dengan pengaruh terbanyak dibandingkan dengan anggota lainnya. Jadi proses pengaruh sangatlah penting ada dalam sebuah organisasi. Karena hanya dengan ‘pengaruh’ itulah organisasi dapat mendapatkan simpati dari setiap anggotanya, maupun dari masyarakat luar.


                                           Adistia Bianca Rizki~~10113209~~2KA23

Proses Organisasi

TEORI ORGANISASI
UMUM 1






Nama:  1. Adistia Bianca Rizki
           2. DwitaAngraini
           3. Justin Nathanael Jacobs
           4. Pieter GustiPratama
           5. SetiawatiWinaPratiwi
           6. SyarifNurIkhsanuddin
           7. Tiara AnjasHartiningsih M
           8. Wily Orlando
Kelas: 2KA23 (Kelompok 2)


            Pengaruh adalah kegiatan atau keteladanan yang baik secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan suatu perubahan perilaku dan sikap orang lain atau kelompok.
Elemen-elemen proses mempengaruhi :
  •      Orang yang mempengaruhi (0)
  •         Metode mempengaruhi (→)
  •       Orang yang dipengaruhi (p)

 Jadi proses mempengaruhi : 0 → p

Daerah Pengaruh
            Daerah pengaruh mencakup hubungan – hubungan antara perseorangan, kelompok dengan seseorang, Seseorang dengan kelompok

Proses Pengambilan Keputusan
            Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara berbagai alternatif. Dalam dataran teoritis, kita mengenal empat metode pengambilan keputusan, yaitu
  1.  Kewenangan tanpa diskusi (authority rule without discussion).

            Metode pengambilan keputusan ini seringkali digunakan oleh para pemimpin otokratik atau dalam kepemimpinan militer. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu cepat, dalam arti ketika organisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk memutuskan apa yang harus dilakukan. Selain itu, metode ini dapat diterima kalau pengambilan keputusan yang dilaksanakan berkaitan dengan persoalan-persoalan rutin yang tidak mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan persetujuan para anggotanya. Namun, jika metode pengambilan keputusan ini terlalu sering digunakan, ia akan menimbulkan persoalan-persoalan, seperti munculnya ketidakpercayaan para anggota organisasi terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya, karena mereka kurang bahkan tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan akan memiliki kualitas yang lebih bermakna, apabila dibuat secara bersama-sama dengan melibatkan seluruh anggota kelompok, daripada keputusan yang diambil secara individual.

        2.   Menurut ahli (expert opinion)
             adang-kadang seorang anggota organisasi oleh anggota lainnya diberi predikat sebagai ahli (expert), sehingga memungkinkannya memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk membuat keputusan. Metode pengambilan keputusan ini akan bekerja dengan baik, apabila seorang anggota organisasi yang dianggap ahli tersebut memang benar-benar tidak diragukan lagi kemampuannya dalam hal tertentu oleh anggota lainnya. Dalam banyak kasus, persoalan orang yang dianggap ahli tersebut bukanlah masalah yang sederhana, karena sangat sulit menentukan indikator yang dapat mengukur orang yang dianggap ahli (superior). Ada yang berpendapat bahwa orang yang ahli adalah orang yang memiliki kualitas terbaik untuk membuat keputusan, namun sebaliknya tidak sedikit pula orang yang tidak setuju dengan ukuran tersebut. Karenanya, menentukan apakah seseorang dalam kelompok benar-benar ahli adalah persoalan yang rumit.

       3.     Kewenangan setelah diskusi (authority rule after discussion)

            Sifat otokratik dalam pengambilan keputusan ini lebih sedikit apabila dibandingkan dengan metode yang pertama. Karena metode authority rule after discussion ini pertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota organisasi dalam proses pengambilan keputusan. Dengan demikian, keputusan yang diambil melalui metode ini akan mengingkatkan kualitas dan tanggung jawab para anggotanya disamping juga munculnya aspek kecepatan (quickness) dalam pengambilan keputusan sebagai hasil dari usaha menghindari proses diskusi yang terlalu meluas. Jadi, pendapat anggota organisasi sangat diperhatikan dalam proses pembuatan keputusan, namun perilaku otokratik dari pimpinan, kelompok masih berpengaruh.
            Metode pengambilan keputusan ini juga mempunyai kelemahan, yaitu pada anggota organisasi, akan bersaing untukmempengaruhi pengambil atau pembuat keputusan. Artinya bagaimana para anggota organisasi yang mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan, berusaha mempengaruhi pimpinan kelompok bahwa pendapatnya yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan.

        4.  Kesepakatan (consensus)

            Terjadi jika semua anggota dari suatu organisasi mendukung keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan ini memiliki keuntungan, yakni partisipasi penuh dari seluruh anggota organisasi akan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, sebaik seperti tanggung jawab para anggota dalam mendukung keputusan tersebut. Selain itu metode konsensus sangat penting khususnya yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks. Kekurangan pada metode ini adalah dibutuhkannya waktu yang relatif lebih banyak dan lebih lama, sehingga metode ini tidak cocok untuk digunakan dalam keadaan mendesak atau darurat.

            Keempat metode pengambilan keputusan di atas, menurut Adler dan Rodman, tidak ada yang terbaik dalam arti tidak ada ukuran-ukuran yang menjelaskan bahwa satu metode lebih unggul dibandingkan metode pengambilan keputusan lainnya. Metode yang paling efektif yang dapat digunakan dalam situasi tertentu, bergantung pada faktor-faktor diantaranya
  • jumlah waktu yang ada dan dapat dimanfaatkan
  •  tingkat pentingnya keputusan yang akan diambil oleh kelompok
  •  kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh pemimpin kelompok dalam mengelola kegiatan pengambilan keputusan tersebut.

Konsep Pengambilan Keputusan
  • ·        Identifikasi dan diagnosis masalah
  • ·        Pengumpulan dan analisis data yang relevan
  • ·        Pengembangan & evaluasi alternative
  • ·        Pemilihan alternatif terbaik
  • ·        Implementasi keputusan & evaluasi terhadap hasil – hasil


Metode mempengaruhi
  • ·        Kekuatan fisik
  • ·        Penggunaan sanksi (positif/negatif)
  • ·        Keahlian
  • ·        Kharisma (daya tarik)


Tipe –Tipe Keputusan Manajemen
  • ·        Keputusan-keputusan perseorangan dan strategi
  • ·        Kepusan-keputusan pribadi & strategi
  • ·        Keputusan-keputusan dasar & rutin


Teknik Pengambilan Keputusan
  • ·        Teknik – teknik Kreatif: Brainstorming & Synectics
  • ·        Teknik – teknik Partisipatif
  • ·        Teknik – teknik pengambilan keputusan Modern : Teknik Delphi, Teknik Kelompok Nominal

            Proses mempengaruhi pengambilan keputusan. Dan komunikasi adalah proses-proses manejerial karena secara nyata dilaksanakan oleh para manajer. Proses-proses ini juga merupakan proses-proses organisasional karena lebih penting daripada manajer individual dalam pengaruhnya apada pencapaian tujuan–tujuan organisasi. Ketiga proses organisasi dan manejemen ini merupakan bagian vital sistem organisasi formal dan mempunyai implikasi-implikasi sangat penting terhadap perilaku organisasional.

            Tujuan dari pengambilan keputusan sebenarnya dibedakan atas dua tipe, yang pertama  bersifat tunggal dan ganda. Yang membedakan hanya lah dari berapa hasil masalah yang dapat  dipecahkan dalam satu pengambilan keputusan. Jadi, tujuan utama dari pengambilan keputusan adalah suatu solusi yang diambil untuk memecahkan satu atau lebih masalah yang terjadi.