Kalau
boleh aku mendefinisikan diri, aku ini bagaikan bagian dari antariksa dan kamu
menyebutku sebagai bulan. Aku terlihat ketika matahari sudah terbenam dan saat
itu kamu mungkin sudah terlelap. Sebenarnya aku ini selalu ada disekitar kamu,
bahkan ketika matahari sudah terbit, hanya saja aku tidak seterang matahari
jadi kamu jarang melihatku dikala sang matahari memancarkan pesona cahayanya.
Aku adalah teman dari orang-orang yang kesepian. Aku selalu terlihat oleh
mereka yang kesepian. Namun sering kali aku berharap kamu mampu melihatku,
berbicara denganku seperti mereka. Mencurahkan isi hatimu dikala kamu bahagia
maupun gundah.
Diatas sini aku sebagai yang tak terlihat ini
selalu memperhatikan kamu tanpa malu karena aku ‘yang terlihat ini’ mungkin
sudah putus asa. Aku senang memandangimu meskipun terkadang aku meradang, aku
ingin menjadi dia yang selalu bisa ada disisimu. Mungkin matahari yang membuat
kamu bangun dan bahagia melakukan aktifitas. Tapi sadarkah kamu jikala malam
datang peri-periku lah yang membelai tidurmu. Peri-peri kecil yang aku utus
untuk melindungimu agar mimpi buruk tidak masuk kedalam jiwamu. Mungkin kamu
tidak memandangku sebelah mata namun aku takut jikalau kamu tau aku yang tak
terlihat ini menanggung rasa yang begitu besar padamu akan membuatmu semakin
mengabaikanku.
Kamu
tau tidak, aku terkadang berpikir kalau keajaiban itu ada. Seperti keajaiban
yang membuat aku dapat kenal dengan kamu. Selama ini kamu mungkin tak sadar,
meskipun aku sering memperhatikan kamu. Malu memang, iya malu. Aku perhatikan
cara kamu bicara, cara kamu senyum, cara kamu berkomunikasi dengan orang lain.
Yaa, dengan orang lain bukan dengan aku. Tapi sejak aku sering jadi pemerhati
kamu, aku jadi merasa kalau kamu begitu dekat dengan aku.
Kamu tau tidak, aku sangat tidak
menyangka kalau akhirnya tuhan mendekatkan kita, ya memang mungkin dengan cara
yang seperti ini tapi bisa saja ini salah satu keajaiban juga. Sejak kita
semakin hari semakin dekat aku merasa kalau benar kamu sehangat yang ku duga.
Kita dekat, semakin sering berkomunikasi dan saling mengingatkan.
Kamu tau tidak, sejak kita semakin
dekat hari-hariku menjadi berubah dan selalu diisi dengan senyuman demi
senyuman. Diam-diam aku sering mengharapkan adanya pertemuan demi pertemuan
dengan kamu. Aku sering berharap setiap hari setiap jam kita dikondisikan
didalam keadaan yang sama, dimana aku melihat kamu tersenyum, mendengar kamu
bicara dan tertawa, menghirup aroma parfummu ketika kamu lewat didepanku, dan
melihat ekspresi menggemaskanmu ketika kamu sedang serius.
Malam itu aku menyaksikan kamu
melihatku dan tersenyum sebelum akhirnya kamu menangis. Andai kamu dapat
melihatku. Andai aku yang ada disismu. Andai kamu percaya kalau aku ini bisa
kau percaya. Tidak akan aku biarkan sebutirpun air matamu menetes. Aku sering
berharap kalau aku bisa menjadi yang kamu lihat. Aku ingin merasakan menyentuh
wajahmu, mengusap air matamu, memberikan kamu semangat dan kamu bahagia karena
aku.
Bisa
dibilang aku ini mungkin sedang berharap untuk bisa memiliki kamu. Meskipun
secara diam-diam. Aku bahkan tak sampai hati untuk mengungkapkan ini. Kamu yang
selalu ada difikiranku, apakah aku boleh berharap lebih padamu? Walaupun aku tak tau sebenarnya bagaimana
perasaanmu padaku. Sejujurnya sakit emang sakit kalau aku pendam semuanya
sendiri. Aku mungkin sudah lelah berharap banyak kepada kamu. Aku sebenarnya
ragu untuk dekat padamu, aku tau kamu itu pasti lebih pantas dengan mereka yang
lebih baik dari aku.
Banyak
cerita banyak masa lalu yang pernah aku alami, tapi hadirmu seakan membuatku
semangat dengan hidup yang baru. Setiap
menatap matamu seakan kamu perduli dengan apa yang kualami. Banyak orang yang
menilaimu dengan sikapmu yang tak pantas untuk dilihat, tetapi aku selalu melihat
kamu yang terbaik. Sampai saat ini banyak orang yang dekat denganku tetap saja
hatiku tertuju padamu. Bolehkah aku mengisi hatimu?
Andai waktu berbaik hati dan
mengizinkan kita untuk semakin dekat bahkan lebih dari ini. Aku berjanji tidak
akan sedikitpun luka yang akan kamu rasakan. Aku akan selalu melindungi kamu
dengan cara terbaikku. Wahai sang waktu satukanlah seorang wanita dan laki-laki
ini. Jangan kau biarkan kami ragu dengan perasaan kami sendiri.
Aku tidak berharap yang lain kembali sebagai bagian
apapun dalam hidupku. Aku hanya ingin kamu yang menjadi bagianku. Aku takan
berharap melebihi itu, aku takan berekspetasi yang lebih dari apa yang tidak
mungkin. Aku tak mungkin untuk berhenti mengagguminya. Aku hanya menginginkan
kamu selalu bahagia. Tak peduli seperih apa yang aku rasa. Mungkin benar kata
mereka ini lah resiko seseorang yang tak terlihat.