Selasa, 14 Oktober 2014

Penyesuaian Akuntansi

Pengertian
            Penyesuaian akuntansi berarti pencatatan atau pengakuan (penjurnalan dan pengakuan) atas data-data transaksi tertentu pada akhir periode sehingga jumlah rupiah atau dolar yang terdapat didalam tiap-tiap rekening sesuai dengan kenyataan pada akhir periode tersebut dan laporan keuangan yang dihasilkan menggambarkan keadaan yang senyatanya pada laporan (neraca). Penyesuaian tersebut perlu dilakukan karena alasan-alasan berikut:
F Kepraktisan, Dalam hal tertentu tidaklah praktis untuk mencatat suatu transaksi setiap kali terjadi karena transaksi tersebut hanya menyangkut jumlah rupiah atau dolar yang kecil dan berkali-kali terjadi. Hal ini biasanya bertalian dengan pemakaian bahan habis pakai atau semacamnya (termasuk keluarnya barang dagangan dalam perusahaan perdagaan). Pemakaian bahan ini tentunya mengehendaki pencatatan pengeluaran sumber ekonomik menjadi biaya. Karena tidak setiap hari menyusun laporan keuangan pencatatan bahan seperti itu dapat dilakukan sekaligus pada akhir tahun demi kepraktisan.

F Alokasi Periodik, Dalam hal tertentu pencatatan biaya tertentu baru dapat dilakukan pada akhir periode karena jumlahnya tergantung pada pemakaian selama satu periode. Misalnya saja depresiasi kendaraan yang perhitungannya didasarkan atas kilometer terpakai selama periode. Dapat juga karena alasan teknis pembukuan (misalnya berdasarkan buku pedoman akuntansi perusahaan), transaksi tertentu hanya dicatat pada akhir periode. Misalnya, pembebanan biaya depresiasi dan taksiran pajak penghasilan, dan taksiran rugi piutang yang tidak tertagih.

F Akuntansi Menganut Asas Akrual, Akibat konsep dasar penandingan (matching concept) akuntasi menandingkan pendapatan periode tertentu dengan biaya yang dianggap menghasilkan pendapatan periode tersebut. Asas akrual sebenarnya timbul karena akuntansi menggunakan periode waktu sebagai takaran pengukuran laba (konsep periode). Akuntansi berkepentingan untuk mengukur besarnya laba dalam suatu periode dan bukan mengukur laba untuk penjualan sejumlah unit barang atau jasa. Dengan kata lain, untuk menentukan laba periode, akuntansi menandingkan pendapatan dan biaya selama periode tertentu.
           
            Secara umum dapat dikatakan bahwa penyesuaian diperlukan karena akuntansi berusaha untuk dapat menetapkan besarnya laba periode secara tepat. Laba perusahaan diukur atas dasar kenaikan aktiva perusahaan yang berasal dari kegiatan ekonomik perusahaan dan bukan kenaikan kas. Bahkan sedapat-dapatnya akuntansi berusaha untuk dapata menyajikan laba yang mendekati laba ekonomik. Laba ekonomik sebenarnya lebih menggambarkan kenaikan kemakmuran (wealth) perusaaan dalam suatu periode daripada sekedar kenaikan jumlah rupiah kas. Kenaikan kas selama periode belum tentu menggambarkan kenaikan kemakmuran perusahaan atau menggambarkan prestasi manajemen. Aktiva dapat dianggap menunjukan kemakmuran perusahaan. Oleh karena itu, laba akuntansi dapat direpresentasikan oleh kenaikan aktiva yang disebabkan oleh transaksi operasi.
            Akuntansi tidak menentukan laba atas dasar  penerimaan kas ditandingkan dengan pengeluaran kas. Karena penandingan dilakukan pada akhir periode tanpa memperhatikan kapan terjadinya pengeluaran atau penerimaan kas maka ada kemungkinan bahwa pada akhir periode rekening tertentu tidak menggambarkan keadaan yang senyatanya pada tanggal tersebut atau rekening tertentu belum memuat jumlah yang seharusnya diakui pada akhir periode tersebut. Misalnya saja, pada tanggal penyusunan laporan keuangan belum waktunya bagi perusahaan untuk membayar bunga karena tanggal laporan tidak bertepatan dengan tanggal membayar bunga. Namun demikian, perusahaan harus mengakui atau mencatat biaya bunga yang sudah berjalan sampai tanggal laporan karena secara ekonomik perusahaan telah menikmati jasa sumber ekonomik tersebut.

Objek/Transaksi Penyesuaian
            Penyesuaian tidak lain mengubah atau memindahkan suatu jumlah rupiah dari rekening yang satu ke rekening yang lain. Agar pemindahan terjadi, diperlukan jurnal yang dinamakan jurnal penyesuaian (adjusting entries). Sebelum disesuaikan, daftar saldo rekening belum siap untuk disusun menjadi laporan keuangan. Hal ini disebabkan karena saldo-saldo tertentu tidak menggambarkan keadaan atau jumlah yang sesungguhnya jika didasarkan pada ketiga alasan penyesuaian diatas. Hal-hal yang biasanya memerluka penyesuaian diantaranya:
a.       Sediaan bahan habis pakai dan semacamnya yang masih tersisa.
b.      Sediaan barang dagangan yang telah terjual dan tersisa.
c.       Depresiasi fasilitas fisik.
d.      Taksiran rugi piutang tak tertagih.
e.       Taksiran pajak penghasilan
f.        Pengeluaran yang belum menjadi biaya.
g.       Biaya yang pengeluaran/pembayarannya belum terjadi.
h.       Penerimaan yang belum dapat diakui sebagai pendapatan.
i.         Pendapatan yang pembayarannya belum diterima.
            Butir f dan h sering disebut dengan pos-pos transitoris (deferrals) dan butir g dan i sering disebut pos-pos antisipasi (accruals).  Karena akuntansi menggunakan periode sebagai takaran pengukuran laba, konsep penyesuaian dapat digambarkan secara diagramatis.



Pasangan Rekening
            Karena penyesuaian tidak lebih dari mencatat transaksi keuangan seperti transaksi sehari-hari maka tiap mencatat penyesuaian selalu menyangkut paling tidak dua rekening (yang satu didebet dan yang lainnya dikredit). Juga karena penyesuaian pada umumnya adalah untuk menetapkan/mengukur pendapatan dan biaya secara tepat maka setiap penyesuaian selalu menyangkut rekening pendapatan atau biaya. Jadi, pada umumnya penyesuaian akan melibatkan paling tidak dua rekening yaitu
            Aktiva lawan biaya atau hutang lawan biaya, dan
            Aktiva lawan pendapatan atau hutang lawan pendapatan


Tabel Penyesuaian dan Pasangannya
Rekening Penyesuaian:                                                                     Pasangannya:

a.             Penyesuaian bahan habisa pakai:
                                Sediaan bahan habis pakai                                 Pemakaian bahan habis pakai
                                                                                                                Biaya bahan habis pakai
b.             Penyesuaian bahan dagangan (dalam perusahaan perdagangan):
                                Sediaan barang dagangan                                  Kos barang terjual
                                Pembelian                                                              Harga pokok penjualan
                                Potongan pembelian
                                Retur pembelian
                                Kos angkut pembelian
c.             Penysuaian depresiasi fasilitas fisik dan aktiva tak berwujud:
                                Biaya depresiasi                                                   Depresiasi akumulasian
                                Depresiasi                                                             Akumulasi depresiasi
                                Amortisasi                                                             Aktiva tak berwujud
                                Deplesi                                                                   Aktiva tambang
d.             Taksiran rugi piutang macet:
                                Rugi piutang macet                                              Cadangan piutang macet
                                Kerugian piutang                                                 Cadangan kerugian piutang
                                Biaya kerugian piutang                                       Cadangan rugi piutang
e.             Taksiran hitungan pajak penghasilan:
                                Taksiran pajak penghasilan                                Hutang taksiran pajak
                                Pajak penghasilan                                                Hutang pajak penghasilan
                                                                                                                Pajak masih harus dibayar
f.              Pengeluaran belum merupakan biaya:
                                Perskot asuransi                                                   Biaya asuransi
                                Asuransi dibayar dimuka                                   
                                Sewa dibayar dimuka                                           Biaya sewa
                                Perskot sewa
g.             Biaya belum merupakan pengeluaran:
                                Biaya asuransi                                                      Utang biaya asuransi
                                                                                                                Asuransi masih harus dibayar
                                Biaya gaji                                                               Utang gaji
                                                                                                                Gaji masih harus dibayar
                                Biaya bunga                                                          Hutang biaya bunga
                                                                                                                Bunga masih harus dibayar
h.             Penerimaan belum menjadi pendapatan:
                                Pendapatan sewa diterima dimuka                    Pendapatan sewa
                                                                                                                Utang pendapatan sewa
                                                                                                                Pendapatan sewa tangguhan
                                Pendapatan bunga diterima dimuka                  Pendapatan bunga
i.              Pendapatan yang belum merupakan penerimaan:
                                Piutang pendapatan sewa                                                  Pendapatan sewa
                                Sewa masih harus diterima



Teknik Penyesuaian
           
            Karena penyesuaian tidak lebih dari mencatat transaksi biasa atau rutin maka sebenarnya tidak ada prosedur istimewah yang harus diikuti. Namun demikian untuk tujuan internal perusahaan kadang-kadang ada beberapa teknik penyesuaian yang dapat diterapkan yaitu teknik langsung dan teknik kertas kerja.

1.      Teknik Langsung
            Dengan teknik ini data penyesuaian langsung dicatat ke buku jurnal. Tentu saja harus dibuat dulu bukti pembukuan untuk penyesuaian yang disahkan oleh yang berwenang. Setelah pembukuan diakunkan, maka daftar saldo yang dihasilkan adalah daftar saldo sesudah disesuaikan dan siap untuk dijadikan dasar penyusunan laporan keuangan. Langkah-langkah penyesuaian akhir tahun dengan teknik ini biasanya adalah:
·        Mengumpulkan data penyesuaian dan menyiapkan bukti pembukkuan.
·        Menjurnal data penyesuaian atas dasar bukti pembukuan penyesuaian.
·        Mengakunkian (melakukan posting) jurnal penyesuaian ke buku besar.
·        Menyusun daftar saldo (otomatis telah tersesuaikan).
·        Menyusun laporan keuangan.
                        Daftar saldo sebelum penyesuaian merupakan salah satu sumber informasi untuk mencari data penyesuaian. Dengan cara membandingkan daftar saldo dan catatan atau memo tentang suatu transaksi dapat ditentukan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan. Dengan mengamati rekening yang sering disesuaikan dan pasangannya akan dapat segera diketahui apakah perlu ada penyesuaian (bila salah satu rekening masih kosong, mungkin belum dilakukan penyesuaian). Tabel depresiasi merupakan salah satu sumber informasi untuk menentukan penyesuaian. Analisis rekening dan perhitungan fisik sediaan merupakan sumber utama untuk menentukan adanya penyesuaian. Bila data dan perhitungan penyesuaian telah diperoleh, langkah berikutnya adalah bagaimana membuat jurnal penyesuaiannya.

Contoh data penyesuaian dan Jurnalnya
                        Dalam contoh ini kolom Debet dan Kredit sudah menunjukan bahwa angka dalam kolom tersebut menunjukan jumlah rupiah sehingga simbol ‘Rp’ tidak diperlukan lagi. Dalam hal ini yang diperlukan adalah konsep jurnalnya bukan aspek teknisnya.



            Penyesuaian sediaan bahan habis pakai

Data :        Di rekening atau di daftar saldo (belum disesuaikan), sediaan bahan habis  pakai memuat saldo Rp. 375.000 padahal setelah sediaan dihitung secara fisik bahan tersebut, sediaan bahan tersebut tinggal Rp. 75.000. Ini berarti bahwa pada waktu beli bahan perusahaan mencatat sebagai aktiva (dikapitalisasi) dan bukan sebagai biaya.
Penyesuaian:    
                 Biaya bahan habis pakai kantor..............................300.000
                        Sediaan bahan habis pakai kantor....................                     300.000
                        Jika jurnal penyesuaian tersebut diakunkan maka akibatnya adalah sediaan bahan habis pakai akan berkurang menjadi Rp.75.000 dan biaya bahan habis pakai akan timbul atau bertambah Rp.300.000. Hal tersebut akan sesuai dengan keadaan sesungguhnya pada saat itu. Bila pada waktu pembelian bahan habis pakai perusahaa mencatat ke rekening biaya bahan habis pakai, maka penyesuaian akun akan menjadi seperti:
                        Sediaan bahan habis pakai................................ 75.000
                                    Biaya bahan habis pakai........................                     75.000

                 Penyesuaian depresiasi

Data :        Depresiasi untuk alat pengangkutan ditentukan sebesar 10% pertahun. Direkening alat pengangkutan (atau didaftar saldo), saldo atau ko mula-mula menunjukan jumlah rupiah Rp. 25.000.000.
Penyesuaian:
                        Biaya depresiasi alat pengangkutan.........................2.500.000
                                    Akumulasi depresiasi alat pengangkutan.......                        2.500.000  


              Taksiran Rugi Piutang Macet

                        Jika pada akhir tahun terdapat piutang dan piutang tersebut macet atau tidak terbayar pada periode berikutnya maka perusahaan akan menderita rugi. Akan tetapi rugi tersebut timbul bukan karena kegiatan tahun berikutnya tetapi timbul karena kegitan tahun berjalan yang pendapatannya sudah diakui. Oleh karena itu, untuk mengukur laba yang tepat selayaknyalah kalau rugi tersebut dibebankan pada tahun terjadinya penjualan atau pendapatan dan bukan dibebankan ketahun berikutnya. Namun karena rugi tersebut belum terjadi maka perusahaan terpaksa harus menaksir rugi tersebut dan memperhitungkan rugi tersebut sebagai biaya tahun sekarang. Jika rugi tersebut cukup akan terjadi maka sebenarnya besarnya (nilai) piutang pada akhir tahun sudah berkurang sebesar taksiran rugi tersebut.  Akan tetapi karena belum tahu piutang siapa yang tidak akan terbayar maka terpaksa diadakan rekening cadangan yang disebut dengan Cadangan rugi piutang (allowance for bad debts atau allowance for uncollctible accounts). Rekening ini merupakan rekening kontra piutang untuk mengurangi nilai piutang sehingga piutang menunjukan nilai yang benar-benar dapat terbayar (terealisasi). Taksiran rugi didasarkan pada pengalaman perusahaan masa lalu.

Data :     Kerugian piutang untuk tahun ini ditentukan sebesar 2,5% penjualan bersih. (Penjualan bersih di daftar saldo sebesar Rp.7.850.000)
Penyesuaian:
                        Rugi piutang macet................................................... 196.250
                                    Cadangan rugi piutang..................................                         196.250


              Taksiran pajak penghasilan

                        Pemilik berkepentingan dengan kekayaan bersih yang tertanam dalam perusahaan. Oleh karena itu, pajak yang harus dibayar perusahaan meskipun belum waktunya untuk dibayar harus tetap ditunjukan dalam laporan keuangan dan harus ditunjukan dalam laporan keuangan dan harus ditunjukan pengaruhnya terhadap laba untuk memperoleh informasi laba bersih yang menjadi hak pemilik. Walaupun belum waktunya dibayar kalau sudah cukup pasti bahwa perusahaan harus membayar pajak maka pajak tersebut harus ditaksir dan pajak yang harus dibayar merupakan hitang bagi perusahaan.

Data :     Pajak penghasilan ditaksir sebesar 15% laba sebelum pajak. Setelah dihitung laba sebelum pajak berjumlah Rp.2.200.000.
Penyesuaian :
                        Pajak penghasilan............................................... 330.000
                                    Hutang pajak penghasilan.........................                             330.000

              Pengeluaran belum menjadi biaya
             
Data :     Direkening perskot sewa terdapat saldo sebesar Rp.4.800.000. Ternyata perskot ini adalah untuk 4 tahun dan untuk tahun ini biaya sewa diperhitungkan hanya sebesar  Rp.1.200.000. Dalam hal ini, jika perusahaan membayar sewa maka perusahaan selalu mencatatnya sebagai perskot atau biaya dibayar dimuka (aktiva).
Penyesuaian :
                         Biaya sewa..........................................................1.200.000
                                    Perskot sewa.................................................                         1.200.000

                        Bila pada waktu membayar sewa perusahaan mencatat sebagai biaya sewa (di rekening biaya sewa), maka sebelum disesuaikan terdapat rekening Biaya sewa dengan jumlah Rp.4.800.000. Dengan demikian, penyesuaiannya akan dibuat seperti berikut:
                        Perskot sewa........................................................3.600.000
                                    Biaya sewa............................................                                  3.600.000

                        Cara manapun yang dianut perusahaan untuk mencatat, setelah penyesuaian kedua cara tersebut harus menimbulkan hasil yang sama. Dalam hal ini hasil akhir adalah adanya biaya sewa sebesar Rp.1.200.000 dan perskot sewa sebesar Rp.3.600.000.

              Biaya belum merupakan pengeluaran

Data :     Perusahaan menyewakan gudang yang menganggur selama 6 bulan mulai 1 November 2012. Pada 1 November 2012 tersebut perusahaan menerima seluruh uang sewa untuk 6 bulan sebesar Rp. 1.050.000. (Tarif sewa per bulan Rp.175.000). Periode akuntansi perusahaan adalah 1 Januari sampai dengan 31 Desember. Pada waktu menerima uang perusahaan menerima uang sewa tersebut, perusahaan mencatat sebagai berikut.

              Kas................................................................... 1.050.000
                      Pendapatan sewa.........................................                           1.050.000
Penyesuaian :
              Pendapatan sewa...............................................700.000
                      Sewa diterima dimuka.................................                           700.000

          Bila pada waktu menerima uang sewa tersebut perusahaan mendebet kas dan mengkredit sewa diterima dimuka (sebagai hutang) maka penyesuaiannya adalah:

          Sewa diterima di muka........................................... 350.000
                      Pendapatan sewa.......................................                             350.000

Pendapatan belum merupakan penerimaan

Data :     Tahun buku perusahaan adalah tahun kalender. Perusahaan memiliki investasi obligasi sebesar Rp.1.800.000. Obligasi tersebut menghasilkan bunga 10% per tahun dibayar setiap enam bulan pada tanggal 1 September dan 1 Maret. Terakhir perusahaan menerima pendapatan bunga adalah 1 September 2012. Jadi, perusahaan harus mencatat/mengakui pendapatan bunga untuk periode 1 September sampai 31 Desember 2012 walaupun belum menerima uangnya.
Penyesuaian :
              Piutang pendapatan bunga.......................................... 60.000
                      Pendapatan bunga..............................................                    60.000



2.      Teknik Kertas Kerja
                 Dengan teknik ini data penyesuaian tidak langsung dijurnal tetapi dimasukkan terlebih dahulu kedalam kertas kerja (sering disebut neraca lajur). Untuk melihat secara langsung akibat penyesuaian tersebut. Juga kadang-kadang teknik ini digunakan untuk menghindari adanya kesalahan dalam melakukan penyesuaian. Setelah kertas kerja selesai disetujui oleh yang berwenang maka laporan keuangan dapat langsung disusun tanpa harus menunggu penjurnalan data penyesuaian. Jadi pada saat laporan telah tersusun, barangkali buku besar belum sesuai dengan apa yang terdapat dalam laporan keuangan sebelum data penyesuaian dijurnal dan diakunkan. Oleh karena itu, teknik ini sering disebut juga dengan teknik penyesuaian proforma.
                 Kertas kerja yang dimaksud disini tidak lain adalah kertas formulir yang berisi kolom-kolom yang digunakan untuk mengikhtisarkan saldo-saldo rekening perusahaan untuk keperluan penyusunan laporan keuangan. Dengan kertas kerja ini, semua saldo rekening yang ada dan penyesuaiannya dapat digambarkan dalam satu halaman kertas sehingga pengaruh dan hubungan antara rekening dapat dianalisis untuk kepentingan penyusun laporan. Dalam praktiknya, perusahaan biasanya sudah mempunyai formulir kertas kerja ini yang sudah dicetak lengkap dengan cetakan rekening dan kodenya sehingga apa yang harus dikerjakan adalah tinggal mengisi kertas kerja tersebut dengan jumlah-jumlah rupiah yang relevan.
                 Prosedur dan teknik penyesuaian dengan kertas kerja dapat diringkas sebagaimana nampak berikut ini:
a.       Mengumpulkan data penyesuaian
b.      Menyiapkan kertas kerja dengan cara memindahkan saldo yang ada di buku besar (belum disesuaikan) ke kertas kerja.
c.       Mencatat (seakan-akan menjurnal) data atau jumlah penyesuaian ke kertas kerja di kolom yang sesuai
d.      Menyelesaikan kertas kerja sehingga diperoleh jumlah rupiah tiap rekening yang telah disesuaikan .
e.       Meminta persetujuan pihak yang berwenang apakah kertas kerja tersebut telah dinyatakan benar dan sah
f.        Menyusun laporan keuangan berdasarkan kertas kerja
g.       Menjurnalkan data penyesuaian ke buku resmi (jurnal dan buku besar) sehingga angka dalam buku besar menjadi sesuai dengan yang ada dilaporan keuangan.
                 Teknik kertas kerja biasanya lebih unggul dibandingkan dengan teknik langsung oleh karena laporan keuangan dapat disusun dengan cepat tanpa harus menunggu pembukuan resmi. Biasanya pembukuan resmi memakan waktu yang cukup lama sehingga laporan keuangan dapat terlambat.


Jurnal Koreksi
                 Walaupun sistem akuntansi sudah dirancang dengan baik dan buku pedoman telah dibuat dengan jelas, terkadang masih juga terjadi kesalahan dalam mencatat bahakan dengan penggunaan komputer sekalipun. Ada berbagai macam kesalahan yang dapat terjadi. Kesalahan tersebut ialah kesalahan dalam membuat jurnal dan jurnal yang salah tersebut sudah terlanjur diakunkan.
                 Jurnal koreksi adalah jurnal yang dibuat untuk mengoreksi kesalahan yang ditemukan selama periode pembukuan sehingga kalau jurnal tersebut diakunkan maka rekening-rekening dan saldo yang keliru secara otomatis menjadi benar (bebas dari kesalahan). Dengan kata lain, akibat jurnal koreksi tersebut daftar saldo yang dihasilkan akan bebas dari kesalahan baik kesalahan klasifikasi maupun kesalahan jumlah rupiah.

Ø  Jenis Kesalahan
·        Kesalahan nama rekening.
·        Kesalahan rekening dalam pengakuan.
·        Kesalahan jurnal rupiah akibat:
o   Digit tertukar tempat (transposition)
o   Kesalahan desimal (transplacement)
o   Kesalahan baca (misreading)
o   Kesalahan hitung (Miscalculation)
o   Kesalahan tekan tombol (mistype), misalnya dalam sistem komputer
·        Kombinasi berbagai kesalahan diatas.
                 Akibat kesalahan diatas tentunya angka laporan keuangan juga akan menjadi ikut salah dan tidak dapat dipercaya lagi. Oleh karena itu, koreksi perlu dilakukan. Jurnal koreksi diperlukan hanya untuk kesalahan yang diakibatkan oleh kesalahan jurnal yang sudah terlanjur diakunkan.

Ø  Alasan Koreksi Dengan Jurnal
            Pada prinsipnya kesalahan jurnal hanya dapat dikoreksi dengan jurnal pula. Adapun alasan yang diperlukan jurnal koreksi adalah:
a.       Kesalahan ditemukan setelah transaksi bersangkutan diakunkan sehigga untuk mengubah angka tidak dimungkinkan lagi tanpa harus mengubah semua angka yang timbul setelah kesalahan tercatat dalam rekening. Mengubah semua angka atau jumlah dalam rekening jelas tidak mungkin karena disamping tidak praktis, menghapus/mengganti angka yang sudag tercatat bukan merupakan praktik yang baik/sehat.
b.      Merupakan praktik yang sehat untuk tidak menghapus kesalahan yang terlanjut tercatat agar penghapusan (misalnya dengan tipe-x) tidak disangka sebagai kecurangan atau agar tidak menimbulkan keraguan terhadap angka yang dihapus dan ditumpangi dengan angka yang baru.
c.       Sistem pencatatan menggunakan komputer sehingga kesalahan hanya dapat dikoreksi dengan membuat jurnal koreksi dan memasukkan data koreksi ke dalam komputer.

Reff:  Suwardjono; Akuntansi Pengantar. Yogjakarta; BPFE-YOGJAKARTA., 1996.