Teori
kecerdasan ganda menyatakan bahwa perilaku cerdas dapat ditinjau dari melihat
prestasi teringgi dalam peradaban (bukan dengan mengumpulkan skor jawaban dari
berbagai macam tes-tes standar). Keterampilan tes IQ yang sering digunakan,
seperti kemampuan menyebutkan beberapa bilangan acak, atau kemampuan
menyelesaikan masalah analogi, keterampilan tersebut mempunyai nilai budaya
yang terbatas. Kita sering mendengar kalimat yang seorang nenek ucapkan pada
cucunya “Nenek ingin menyampaikan sesuatu yang amat berarti, nenek harap ini
berharga untukmu: 23...16...94...3...12.....” Pada kenyataannya yang selalu
diwariskan dari generasi ke generasi hanyalah sebuah mitos, legenda, karya
musik, sastra, kesenian yang agung, penemuanb ilmiah, dan keterampilan jasmani.
Teori
kecerdasan ganda menyatakan bahwa kita dapat memperlajari makna bagaimana
menjadi cerdas yang sangat baik dengan dengan memperlajari contoh karya budaya
yang paling sukses diantara tujuh bidang kecerdasan ganda (linguistik,
logis-matematis,spasial,musical,kinestetik-jasmani, antarpribadi,
intrapribadi). Mobu Dick oleh Herman Melville bukan hanya susuna suku kata yang
tidak bermakna yang dibuat oleh psikometri. Guernica karya Pablo Piccaso bukan
hanya rancangan geometri dalam tes penalaran spasial. Lebih lanjut, teori
kecerdasan ganda menyambut baik keanekaragaman cara berbagai macam kebudayaan
yang memperlihatkan perilaku cerdas.
Bukan
hanya menganggap penemuan verbal dan logis dari orang Eropa yang berkulit putih
sebagai puncak kecerdasan (sesuatu yang dipromosikan dan dipertahankan melalui
tes IQ), teori kecerdasan ganda menyajikan serangkaian kecerdasan manusiawi
yang dirancang secara lebih luas. Dalam pemikiran teori ini, kemampuan orang
Sherpa Himalaya untuk menelusuri jejak, metode klasifikasi yang rumit
orang-orang yang tinggal di Gurun Kalahari, kejeniusan musical kebudayaan Anang
di Nigeria, sisetem pemetaan yang khas oleh para pelaut Polinesia, dan banyak
kemampuan khusus dari bangsa-bangsa lain diseluruh dunia mendapatkan kehormatan
pada tempat yang sama tidak peduli perbedaan ras, warna kulit, agama, atau
bahkan cara berkomunikasi setiap sesuatu yang memang mengandung kecerdasan
memilik level terhormat yang sama.
Selain
ciri-ciri diatas, teori kecerdasan ganda percaya bahwa setiap kecerdasan
memiliki proses kognitif yang terpisah dalam bidang memori, perhatian,
persepsi, dan pemecahan masalah. Misalnya, mungkin memori seseorang tentang
melodi akan lebih kuat dibandingkan dengan memorinya terhadap wajah atau angka.
Atau seseorang mungkin memiliki persepsi tajam mengenai nada musik, namun tidak
mampu membedakan kata “th” dengan “sh” pada kata-kata yang terdapat didalam
bahasa inggris. Ketujuh kecerdasan ganda mempunyai riwayat evolusinya sendiri.
Untuk sebagian, kecerdasan musikal berevolusi dari nyanyian burung, sementara
kinestetik-jasmani muncul dari kegiatan berburu dalam bentuk kehidupan
terdahulu.
0 komentar:
Posting Komentar