Minggu, 05 Oktober 2014

Setiap Kecerdasan Memiliki Keadaan Akhir Berdasarkan Nilai Budaya



               Teori kecerdasan ganda menyatakan bahwa perilaku cerdas dapat ditinjau dari melihat prestasi teringgi dalam peradaban (bukan dengan mengumpulkan skor jawaban dari berbagai macam tes-tes standar). Keterampilan tes IQ yang sering digunakan, seperti kemampuan menyebutkan beberapa bilangan acak, atau kemampuan menyelesaikan masalah analogi, keterampilan tersebut mempunyai nilai budaya yang terbatas. Kita sering mendengar kalimat yang seorang nenek ucapkan pada cucunya “Nenek ingin menyampaikan sesuatu yang amat berarti, nenek harap ini berharga untukmu: 23...16...94...3...12.....” Pada kenyataannya yang selalu diwariskan dari generasi ke generasi hanyalah sebuah mitos, legenda, karya musik, sastra, kesenian yang agung, penemuanb ilmiah, dan keterampilan jasmani.
                Teori kecerdasan ganda menyatakan bahwa kita dapat memperlajari makna bagaimana menjadi cerdas yang sangat baik dengan dengan memperlajari contoh karya budaya yang paling sukses diantara tujuh bidang kecerdasan ganda (linguistik, logis-matematis,spasial,musical,kinestetik-jasmani, antarpribadi, intrapribadi). Mobu Dick oleh Herman Melville bukan hanya susuna suku kata yang tidak bermakna yang dibuat oleh psikometri. Guernica karya Pablo Piccaso bukan hanya rancangan geometri dalam tes penalaran spasial. Lebih lanjut, teori kecerdasan ganda menyambut baik keanekaragaman cara berbagai macam kebudayaan yang memperlihatkan perilaku cerdas.
                Bukan hanya menganggap penemuan verbal dan logis dari orang Eropa yang berkulit putih sebagai puncak kecerdasan (sesuatu yang dipromosikan dan dipertahankan melalui tes IQ), teori kecerdasan ganda menyajikan serangkaian kecerdasan manusiawi yang dirancang secara lebih luas. Dalam pemikiran teori ini, kemampuan orang Sherpa Himalaya untuk menelusuri jejak, metode klasifikasi yang rumit orang-orang yang tinggal di Gurun Kalahari, kejeniusan musical kebudayaan Anang di Nigeria, sisetem pemetaan yang khas oleh para pelaut Polinesia, dan banyak kemampuan khusus dari bangsa-bangsa lain diseluruh dunia mendapatkan kehormatan pada tempat yang sama tidak peduli perbedaan ras, warna kulit, agama, atau bahkan cara berkomunikasi setiap sesuatu yang memang mengandung kecerdasan memilik level terhormat yang sama.

                Selain ciri-ciri diatas, teori kecerdasan ganda percaya bahwa setiap kecerdasan memiliki proses kognitif yang terpisah dalam bidang memori, perhatian, persepsi, dan pemecahan masalah. Misalnya, mungkin memori seseorang tentang melodi akan lebih kuat dibandingkan dengan memorinya terhadap wajah atau angka. Atau seseorang mungkin memiliki persepsi tajam mengenai nada musik, namun tidak mampu membedakan kata “th” dengan “sh” pada kata-kata yang terdapat didalam bahasa inggris. Ketujuh kecerdasan ganda mempunyai riwayat evolusinya sendiri. Untuk sebagian, kecerdasan musikal berevolusi dari nyanyian burung, sementara kinestetik-jasmani muncul dari kegiatan berburu dalam bentuk kehidupan terdahulu.

0 komentar:

Posting Komentar