Jumat, 24 Oktober 2014

Partisipasi dan Keragaman Dalam Kestrukturan Organisasi



           Dalam berorganisasi setiap individu dapat berinteraksi dengan semua struktur  yang terkait baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung kepada organisasi yang mereka pilih. Agar dapat berinteraksi secara efektif setiap individu bisa berpartisipasi pada organisasi yang bersangkutan. Dengan berpartisipasi setiap individu dapat lebih mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan. Pada dasarnya partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan mental atau pikiran dan emosi  atau perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan. Keterlibatan aktif dalam berpartisipasi, bukan hanya berarti keterlibatan jasmaniah semata.

            Partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan mental, pikiran, dan emosi atau perasaan seseorang dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan. Dalam  membangun suatu organisasi hal yang paling utama adalah adanya loyalitas. Seberapa orang atau cari orang yang mempunyai tingkat militansinya tinggi.  Suatu organisasi akan terus maju bila ada orang yang bekerja sama di dalamnya secara kompak. Mereka yang memiliki kemampuan yang berbeda namun mempunyai tujurtan yang sama. Mereka loyal terhadap organisasi dan Sang Founding Father yang memimpinnya. Dengan hanya beberapa orang saja yang loyal suatu organisasi akan selalu ada dan terus maju.
Partisipasi yang dibutuhkan dalam organisasi diantaranya:

1.     Pikiran (psychological participation)
2.     Tenaga (physical partisipation)
3.     Pikiran dan tenaga
4.     Keahlian
5.     Barang
6.     Uang

            Keragaman kemampuan menjadi modal selanjutnya untuk terus membangun organisasi lebih maju lagi. Bagi seorang pemimpin sudah menjadi tugasnya dalam mengetahui dan memilah-milah kemampuan anggotanya sehingga dapat menempatkan para anggotanya sesuai dengan keahlian masing-masing. Melihat orang Indonesia yang cenderung humoris jangan buat suatu organisasi yang kita pimpin terlalu seurius sehingga suasana organisasi terlihat mencekam, para anggota menjadi merasa tertekan akan aturan-aturan yang berlaku. Buatlah santai, seakan-akan para anggota tidak merasa sedang berorganisasi. Artinya para anggota tidak merasa disibukan oleh organisasi yang sedang dijalaninya.  Organisasi yang mengalir akan membuat para anggotanya merasa senang karena mereka hanya di tuntut kesediannya dalam membangun suatu organisasi sesuai dengan keadaan hati mereka. Tidak ada paksaan, sehingga mereka dapat dengan ikhlas menjalaninya.

            Sebagai seorang pemimpin dalam sebuah organisasi (Founding Father) harus mampu membangun suatu organisasi yang berasal dari hati nurani. Sehingga keikhlasan selalu menyertainya dan dengan sendirinya para anggota akan sadar akan kedudukannya masing-masing yang telah di kembangkan oleh seorang pemimpin. Selanjutnya tugas, fungsi dan peran mereka akan di jalaninya tanpa harus ada perintah yang bersifat memaksa.

           Dengan begitu kita dapat menyimpulkan beberapa tahap yang harus di lakukan dalam membangun suatu struktur organisasi. Dimulai dari adanya loyalitas, pembagian tugas yang sesuai dengan kemampuannya masing-masing dan menjalani organisasi secara santai (tidak ada paksaan) dengan harapan suatu organisasi bisa dapat di bangun berdasarkan keikhlasan dari para anggotanya.
Terdapat dua tingkat keragaman dalam organisasi diantaranya:
  • Pertama, yaitu surface-level diversity (keragaman tingkat permukaan), yaitu perbedaan dalam karakteristik yang dapat secara mudah dipersepsikan, misalnya jenis kelamin, ras, suku, umur, atau disabilitas, yang tidak begitu merefleksikan bagaimana orang berpikir atau merasa, tapi dapat mengaktivasi stereotipe tertentu.
  • Kedua, yaitu deep-level diversity (keragaman tingkat dalam), yaitu perbedaan dalam nilai, kepribadian, dan keinginan kerja yang dapat menjadi semakin penting dalam penentuan kesamaan sebagaimana orang mengenal satu sama lain lebih baik.
         Berdasarkan keragaman dan partisisipasi yang diberikan oleh para anggotanya, orgasanisasi tersebut akan menjadi lebih mudah dalam membentuk kestrukturan. Misalnya orang yang memiliki kemampuan leadership paling tinggi dibandingkan anggota yang lain akan lebih memiliki peluang untuk dijadikan sebagai pimpinan dalam organisasi tersebut, lalu orang yang memiliki kemampuan komunikasi yang baik akan diangkat sebagai humas baik humas internal mau pun humas eksternal. Begitu juga dengan kemampuan-kemapuan yang dimiliki anggota lainnya sangat penting untuk menyempurnakan bagaimana seharusnya struktur organisasi tersebut dibuat.

Adistia Bianca Rizki ~~ 10113209 ~~ 2KA23

0 komentar:

Posting Komentar