Dalam berorganisasi setiap individu dapat berinteraksi dengan semua struktur yang terkait baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung kepada organisasi yang mereka pilih. Agar dapat berinteraksi secara efektif setiap individu bisa berpartisipasi pada organisasi yang bersangkutan. Dengan berpartisipasi setiap individu dapat lebih mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan. Pada dasarnya partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan mental atau pikiran dan emosi atau perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan. Keterlibatan aktif dalam berpartisipasi, bukan hanya berarti keterlibatan jasmaniah semata.
Partisipasi
dapat diartikan sebagai keterlibatan mental, pikiran, dan emosi atau perasaan
seseorang dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan
kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap
usaha yang bersangkutan. Dalam membangun suatu
organisasi hal yang paling utama adalah adanya loyalitas. Seberapa orang atau
cari orang yang mempunyai tingkat militansinya tinggi. Suatu
organisasi akan terus maju bila ada orang yang bekerja sama di dalamnya secara
kompak. Mereka yang memiliki kemampuan yang berbeda namun mempunyai tujurtan
yang sama. Mereka loyal terhadap organisasi dan Sang Founding Father yang
memimpinnya. Dengan hanya beberapa orang saja yang loyal suatu organisasi akan
selalu ada dan terus maju.
Partisipasi yang dibutuhkan dalam
organisasi diantaranya:
1.
Pikiran (psychological participation)
2.
Tenaga (physical partisipation)
3.
Pikiran dan tenaga
4.
Keahlian
5.
Barang
6.
Uang
Keragaman
kemampuan menjadi modal selanjutnya untuk terus membangun organisasi lebih maju
lagi. Bagi seorang pemimpin sudah menjadi tugasnya dalam mengetahui dan
memilah-milah kemampuan anggotanya sehingga dapat menempatkan para anggotanya
sesuai dengan keahlian masing-masing. Melihat orang
Indonesia yang cenderung humoris jangan buat suatu organisasi yang kita pimpin
terlalu seurius sehingga suasana organisasi terlihat mencekam, para anggota
menjadi merasa tertekan akan aturan-aturan yang berlaku. Buatlah santai,
seakan-akan para anggota tidak merasa sedang berorganisasi. Artinya para
anggota tidak merasa disibukan oleh organisasi yang sedang dijalaninya. Organisasi
yang mengalir akan membuat para anggotanya merasa senang karena mereka hanya di
tuntut kesediannya dalam membangun suatu organisasi sesuai dengan keadaan hati
mereka. Tidak ada paksaan, sehingga mereka dapat dengan ikhlas menjalaninya.
Sebagai
seorang pemimpin dalam sebuah organisasi (Founding Father) harus mampu
membangun suatu organisasi yang berasal dari hati nurani. Sehingga keikhlasan
selalu menyertainya dan dengan sendirinya para anggota akan sadar akan
kedudukannya masing-masing yang telah di kembangkan oleh seorang pemimpin.
Selanjutnya tugas, fungsi dan peran mereka akan di jalaninya tanpa harus ada
perintah yang bersifat memaksa.
Dengan begitu kita dapat menyimpulkan
beberapa tahap yang harus di lakukan dalam membangun suatu struktur organisasi.
Dimulai dari adanya loyalitas, pembagian tugas yang sesuai dengan kemampuannya
masing-masing dan menjalani organisasi secara santai (tidak ada paksaan) dengan
harapan suatu organisasi bisa dapat di bangun berdasarkan keikhlasan dari para
anggotanya.
Terdapat dua tingkat
keragaman dalam organisasi diantaranya:
- Pertama, yaitu surface-level
diversity (keragaman tingkat permukaan), yaitu perbedaan dalam
karakteristik yang dapat secara mudah dipersepsikan, misalnya jenis
kelamin, ras, suku, umur, atau disabilitas, yang tidak begitu
merefleksikan bagaimana orang berpikir atau merasa, tapi dapat
mengaktivasi stereotipe tertentu.
- Kedua, yaitu deep-level diversity
(keragaman tingkat dalam), yaitu perbedaan dalam nilai, kepribadian, dan
keinginan kerja yang dapat menjadi semakin penting dalam penentuan
kesamaan sebagaimana orang mengenal satu sama lain lebih baik.
Berdasarkan keragaman dan partisisipasi yang diberikan oleh para
anggotanya, orgasanisasi tersebut akan menjadi lebih mudah dalam membentuk
kestrukturan. Misalnya orang yang memiliki kemampuan leadership paling tinggi
dibandingkan anggota yang lain akan lebih memiliki peluang untuk dijadikan
sebagai pimpinan dalam organisasi tersebut, lalu orang yang memiliki kemampuan
komunikasi yang baik akan diangkat sebagai humas baik humas internal mau pun
humas eksternal. Begitu juga dengan kemampuan-kemapuan yang dimiliki anggota
lainnya sangat penting untuk menyempurnakan bagaimana seharusnya struktur
organisasi tersebut dibuat.
Adistia Bianca Rizki ~~ 10113209 ~~
2KA23
0 komentar:
Posting Komentar