Sabtu, 27 Oktober 2012

Indonesia Menghadapi Pasar Bebas

            Perdagangan bebas atau pasar bebas merupakan salah satu konsep ekonomi yang mengacu kepada standar internasional atas sistem penamaan dan penomoran yang digunakan untuk pengklasifikasi produk perdagangan dan turunannya yang dikelola oleh WCO,standar internasional tersebut biasa disebut sebagai Harmonized System (HS).
            Perdagangan bebas dapat juga di definisikan sebagai penjualan produk antar Negara tanpa adanya pajak ekspor dan impor/tidak adanya aturan maupun hambatan dari pemerintah untuk individu,kelompok,ataupun sebuah perusahaan untuk melakukan transakasi jual beli. Lalu sipapkah Indonesia untuk menghadapi pasar bebas yang akan datang dalam kurun waktu yang tidak lama lagi ini?
Berdasarkan salah satu teori ekonomi yaitu ‘merkantilisme’ kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknyaaset atau modal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan, dan bahwa besarnya volum perdagangan global teramat sangat penting,sedangakan hutang yang Negara kita miliki tidaklah sedikit,kita memiliki kekayaan alam tapi tidak begitu kita manfaatkan dengan baik(pembahasan sebelumnya). Dan dikatakan pula berdasarkan sebuah teori bahwa pasar bebas itu dapat menguntungkan bagi negara-negara berkembang. Tetapi hal tersebut tentu saja tergantung pada Standar mutu,Sertifikasi Ekolabel(syarat untuk masuk pasar bebas),serta Standar kehalalan.
            Adanya pasar bebas bukan hanya berpengaruh pada sistem perdagangan dan ekonomi saja,tetapi juga perlu dipersiapkan mental dan kemajuan dalam berfikir para generasi muda yang kemungkinan akan lebih terlibat dalam pasar bebas nanti.
            Tapi apakah semua generasi muda telah mengetahi tentang akan dihadapinya pasar bebas yang diperkirakan akan kita hadapi pada 2015 nanti?

“Setiap orang memulai perjalanan hidup dengan angan-angan dan mimpi yang begitu indah. Tetapi juga perlu pertimbangan yang matang untuk memulai perjalanan hidup yang panjang”
(Adistia Bianca)

            Apakah semuanya telah dipersiapkan secara matang dan sungguh-sungguh oleh pemerintah sementara kita terus di berikan pengertian kalau pasar bebas itu menguntungkan,padahal dampak-dampak negative itu mungkin atau bahkan pasti tejadi, misalnya saja:
*      Neraca perdagangan non migas Negara kita selalu negatif. Itu berarti tanpa perdagangan bebas pun, kita lebih banyak mengimpor barang dari negara-negara maju.
*      Perdagangan bebas yang masuk ke Indonesia tentu saja menyebabkan semakin banyaknya barang-barang impor dengan mudah masuk,seperti yang kita ketahui bahwa impuls konsumen Indonesia adalah barang impor jauh lebih memiliki kualitas yang baik ketimbang produk nasional,hal tersebut tentu saja mengakibatkan para pedagang dan pengusaha nasional gulung tikar,dan serta merta pengangguranpun semakin meningkat.
*      Krisis ekonomi pun sangat mungkin terjadi hal ini kerena lagi-lagi karena perdagangan bebas memungkinkan perusahaan-perusahaan menahan dana,dan kemungkinan besar yang terjadi adalah gaji para pegawai diturunkan dan masa depan anak-anak mereka serta nasib keluarga mereka pun menjadi taruhannya.

Jadi apakah pemerintah akan tetap meneruskan untuk ikut serta dalam Pasar Bebas?
            Kita semua tentu saja tidak mengharapkan hal-hal buruk terjadi. Sebagai masyarakat intelektual tentu saja kita tidak dapat hanya bergantung 100% pada keputusan pemerintah saja karena kita pun perlu berantisipasi dan mempersiapkan diri, saya pun tidak menyalahkan atau membenarkan pihak manapun. Bukan hal yang tidak mungkin untuk kita memajukan bangsa kita dengan tindakan-tindakan dan berfikir ulang sebelum bertindak demi kebaikan bersama. Kemerosotan moral dapat saja terjadi karena ketidak siapan mental dalam menghadapi persaingan ekonomi tersebut.

            Tidak ada ruginya berkorban untuk orang lain, karena kebahagiaan itu seperti sebuah lilin dimana meskipun kita membagi api yang menyala pada lilin tersebut tidak akan mengurangi masa lilin tersebut,begitupun dengan kebahagiaan yang tidak akan pernah habis meskipun  kita membaginya berulang kali.

0 komentar:

Posting Komentar