Rabu, 09 April 2014

Budaya Membaca (Belajar Dari AS)

          AS merupakan negara yang memiliki gambaran stastistik tragedi Nasional dengan implikasi politik dan sosial yang luas ternyata AS juga masih memiliki masalah yang berkaitan dengan bacaan yaikni “Ketidakmauan Membaca” dimana gejalanya semakin nayata dan belum dapat ditangani. Yang dimaksud ketidakmauan membaca disini iala, seseorang mampu membanca tetapi memilih untuk tidak melakukan apa yang telah ia baca. Penduduk Amerika setiap harinya menonton Televisi selama rata-rata 2 jam 38 menit, mabacendengarkan radio selama rata-rata 1 jam 56 menit, dan membaca hanya sekitar 23 menit itu pun bukan merupakan bacaan yang begitu bermutu.
          Menurut sebuah kajian yang diselenggarakan oleh National Endowment For The Arts memperlihatkan bahwa  hanya 7% hingga 12% penduduk yang membaca karya sastra dengan serius dalam waktu satu tahun (menurut Hemingway, Joyce,Updike, Dickens, dan beberapa penulis lainnya). Angka persentase tersebut menunjukan rendahnya nilai tyang diberikan dari kebudayaan Amerika pada bacaan pribadi yang mungkin terliaht lebih menyedihkan dari ketidakmampuan membaca anak-anak gelandangan di Indonesia. Mesin cetak telah ditemukan sejak 1457, dan sejak saat itu buku telah menjadisarana ilmu pengetahuan oleh sejumlah besar penduduk dunia.
          Kemampuan buku untuk memperluas dunia kita diluar apa yang lansung dirasakan pancaindra belum pernah diungkapkan sedekian otentik seperti apa yang pernah ditulis oleh Hellen Keller yakni "Kesusastraan adalah tempat idaman saya. Disini saya tidak pernah dikucilkan. Tidak ada penghalang pancaindra yang mengucilkan saya dari sahabat saya, yaitu buku yang berbicara dengan manis dan ramah. Mereka berbicara kepada saya tanpa rasa malu dan canggung”. Buku mempunyai kekuatan untuk mengubah kehidupan, dan untuk mengubah inti jalinan kebudayaan. Namun demikan, di Eropa membaca dikenal sebagai sesuatu hal yang berbahaya. Disana membaca selalu mendorong perubahan pribadi, yang kadang-kadang tak dapat diubah lagi.
    Jelas budaya membaca disebagian negara dan benua berbeda-beda namun membaca merupakan hal yang sangat penting. Karena dari membaca kita dapat memiliki banyak pengetahuan dan penilaian-penilaian baru mengenai kehidupan. Mulai dari membaca buku, koran, novel sabagai hiburan, status verified akun  di social media, atau bahkan blog dan artikel di beberapa situs.