Judul Paper : Sistem Informasi Geografis Rumah Sakit
Berbasis Web
Tahun : 2011
Penulis : Ricky Agus Tjiptanata,
Widiastuti, dan Mufi Widyanti
1.
Latar Belakang
Kebutuhan
akan mendapatkan suatu informasi secara cepat dan tepat, menjadi kebutuhan
pokok masyarakat dunia. Salah satunya kebutuhan akan informasi geografis.
Teknologi SIG merupakan suatu teknologi mengenai geografis yang memiliki
kemampuan dalam memvisualisasikan data spasial berikut atribut-atributnya.
Jakarta, sebagai Ibu Kota Negara dengan keadaan geografis yang begitu padat,
membuat SIG sangat diperlukan, terutama dalam bidang Kesehatan. Dengan
dihadapkan pada kenyataan yang ada, maka dibuatlah Sistem Informasi Geografis
Rumah Sakit Berbasis Web, dengan tujuan untuk memberikan informasi mengenai
keberadaan suatu Rumah Sakit. Keputusan untuk memilih Rumah Sakit yang tepat
dan cepat adalah suatu keputusan yang kritis dan kemungkinan terburuk bisa
berdampak hilangnya nyawa seseorang. Dengan menggunakan metode riset lapangan,
metode pustaka, analisis sistem, perancangan sistem dan implementasi sistem,
akan dihasilkan suatu SIG Rumah Sakit berbasis Web yang sangat membantu mempercepat
pengambilan keputusan dan dapat diakses dari mana saja dengan menggunakan
teknologi internet.
2.
Sistem Informasi
Geografis
A.
Pengertian Sistem
Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis (SIG)
adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi
spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah
sistem komputer yang memiliki kemampuan unuk membangun, menyimpan, mengelola
dan menampilkan informasi bereferensi geografis, misalnya data yang
diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Komponen kunci dalam
SIG adalah sistem komputer, data geospatial (data atribut) dan pengguna.
B.
Jenis Data Masukan
Sistem Informasi Geografis
Dalam SIG terdapat 2 jenis data, yaitu:
1.
Data
Spasial
Data spasial merupakan data yang memuat
tentang lokasi suatu objek dalam peta berdasarkan posisi geografis objek
tersebut di atas bumi dengan menggunakan sistem koordinat. Data spasial
direpresentasikan dengan Model Vektor dan Model raster. Model Vektor diwakili
oleh simbol-simbol yang terdiri atas interkoneksi garis dan titik yang
merepresentasikan lokasi dan garis batas dari entitas geografi, diantaranya
Lines (garis), Polylines (polygon), Points (titik), Area (daerah) dan Nodes
(titik potong). Sedangkan Model Raster dihasilkan dari teknologi pemotretan
melalui satelit dan udara, yang mempresentasikan objek geografi sebagai
struktur grid atau cell yang dikenal sebagai pixel.
2.
Data
Non-Spasial
Data
ini merupakan data yang memuat karakteristik atau keterangan dari suatu objek
yang terdapat dalam peta yang sama sekali tidak berkaitan dengan posisi
geografi objek tertentu. Sebagai contoh, data atribut dari sebuah kota adalah
luas wilayah, jumlah penduduk, kepadatan penduduk, tingkat kriminalitas, dan
sebagainya.
C.
Software MapServer
MapServer merupakan aplikasi Open Source untuk dapat
menampilkan Sistem Informasi Geografis di web. MS4W dilengkapi dengan berbagai
modul tambahan (optional) yang mempermudah kita membangun dan
mengadministrasikan sistem WebGIS.
D.
Software
PostgreSQL
PostgreSQL adalah sebuah
object-relational database management system (ORDBMS) yang bersifat open
source. PostgreSQL tidak dikontrol oleh satu perusahaan, tetapi memiliki
komunitas global pengembang dan perusahaan untuk mengembangkannya. PostgreSQL
menyediakan fitur yang berguna untuk replikasi basis data.
3.
Perancangan dan Implementasi
Gambaran
Umum Aplikasi
WebGIS ini merupakan sebuah website yang
memiliki fungsi utama sebagai Geographic Information System (GIS) yaitu sebuah
sarana penyampaian informasi suatu tempat dengan memanfaatkan sebuah peta. User/pemakai dapat melihat informasi dan
mencari tempat yang diinginkannya. Aplikasi yang dibuat berfokus pada WebGIS
Rumah Sakit di wilayah Kota Jakarta.
Website Sistem Informasi Geografis Rumah Sakit ini dapat dimanfaatkan
oleh pengguna yang ingin mengetahui informasi Rumah Sakit sekitar Jakarta
beserta letak dan arah menuju keberadaan Rumah Sakit tersebut dan diakses
dengan menggunakan internet. Admin dapat menambahkan data dengan mudah apabila
diketahui ada perubahan dari keberadaan Rumah Sakit di sekitar Jakarta. WebGIS
ini menyajikan berbagai fitur yang bisa digunakan oleh user, diantaranya adalah
melihat peta Kota Jakarta, yang terdiri dari Jakarta Timur, Jakarta Barat,
Jakarta Selatan, Jakarta Utara dan Jakarta Pusat. Fitur Zoom/perbesaran peta
juga disediakan, sehingga user bisa melihat peta dengan perbesaran yang
dibutuhkan. Fitur Print yang digunakan
untuk mencetak letak Rumah Sakit yang diinginkan, dan fitur Radius yang
digunakan untuk mengetahui letak Rumah Sakit lain dengan jarak tertentu dari
salah satu objek Rumah Sakit yang dipilih.
Struktur
Navigasi
Sturuktur
navigasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur navigasi campuran
user dan stuktur navigasi campuran admin. Struktur dapat dilihat seperti pada
gambar dibawah ini:
Gambar 1 Struktur Navigasi Campuran User
Gambar 2 Struktur
Navigasi Campuran Admin
Pengumpulan
Data Spasial dan Non Spasial
Model
data yang digunakan, yaitu data spasial dan data non spasial. Data Spasial
diperoleh dengan mendapatkan peta Jakarta dalam bentuk .shp dengan data/titik
yang telah tersedia. Data Non Spasial diperoleh dari media Internet serta Media
Pustaka. Data spasial dan non-spasial ini berupa:
A.
Data
Spasial
·
Layer
Kota
·
Layer
Jalan
·
Layer
Titik
B.
Data
Non-spasial
·
Data
Kota
·
Data
Jalan
·
Data
Rumah Sakit
Konversi Layer menjadi Tabel pada
PostgreSQL
Konversi data shapefile ke dalam file *.sql
dilakukan secara manual pada command prompt di windows yang terhubung dengan
salah satu user PostgreSQL. Proses konversi ini dimulai dengan pengubahan
kepemilikan shapefile menjadi postgres. Langkah-langkah shapefile menjadi tabel
pada PostgreSQL adalah sebagai berikut:
1.
Masukan
data shapefile kedalam folder bin pada PostgreSQL,secara default alamatnya “C:
> Program Files > PostgreSQL > 8.2 >bin”, pada aplikasi ini
shapefile yang di masukkan adalah jakpus.shp, jaksel.shp, jaktim.shp,
jakbar.shp, jakut.shp, jalan.shp, dan batas.shp.
2.
Setelah
itu konversi shapefile menjadi file SQL (Structured Query Language).
Caranya buka Command Prompt masuk
kedalam bin pada PostgreSQL caranya dengan mengetikan “C:\>cd "Program
Files"\PostgreSQL\8.2\bin\”. Setelah itu ketik Syntax “shp2pgsql -W [srid] [shapefile] [table] >
[file name *.sql]”, dimana Syntax tersebut mengubah data dari shapefile menjadi
file *.sql. Contohnya seperti ini “shp2pgsql -W UTF8 jakpus.shp public.japus
> jakpus.sql”.
3.
Proses
selanjutnya file .sql yang telah dibuat pada langkah 2 dibuat menjadi tabel dan
di masukkan pada database dengan mengetikkan syntax : “psql –U [user] –d
[database] –f [file.sql]”. dimana Syntax tersebut membuat file *.sql menjadi
tabel dan diload pada database. Contohnya seperti ini “psql -h 127.0.0.1 -U postgres
-d jakarta -f jakpus.sql”
Pembahasan
Tabel pada Database
1.
Tabel
geometry_columns, tabel ini digunakan untuk menampung semua tabel yang
berhubungan dengan file .shp yang
dihasilkan.
2.
Tabel
Batas, tabel ini berupa file.shp yang bertipe layer polygon (polyline) dengan
nama batas.shp. Tabel ini menggambarkan batas Kota Jakarta secara keseluruhan.
3.
Tabel
Jakbar Tabel ini berupa file.shp yang bertipe layer polygon (polyline)
dengan nama jakbar.shp. Tabel ini
menggambarkan wilayah Jakarta Barat dan berfungsi memberikan informasi tentang
nama-nama Kecamatan di Kota Jakarta Barat.
4.
Tabel
Jakpus, tabel ini berupa file .shp yang bertipe layer polygon (polyline) dengan
nama jakpus.shp. Tabel ini menggambarkan wilayah Jakarta Pusat dan berfungsi
memberikan informasi tentang nama-nama Kecamatan di Kota Jakarta Pusat.
5.
Tabel
Jaksel, tabel ini berupa file .shp yang bertipe layer polygon (polyline)
dengan nama jaksel.shp. Tabel ini
menggambarkan wilayah Jakarta Selatan dan berfungsi memberikan informasi
tentang nama-nama Kecamatan di Kota Jakarta Selatan.
6.
Tabel
Jaktim, tabel ini berupa file .shp yang bertipe layer polygon (polyline)
dengan nama jaktim.shp. Tabel ini
menggambarkan wilayah Jakarta Timur dan berfungsi memberikan informasi tentang
nama-nama Kecamatan di Kota Jakarta Timur.
7.
Tabel
Jakut, tabel ini berupa file .shp yang bertipe layer polygon (polyline)
dengan nama jakut.shp. Tabel ini
menggambarkan wilayah Jakarta Utara dan berfungsi memberikan informasi tentang
nama-nama Kecamatan di Kota Jakarta
Utara.
8.
Tabel
Jalan Tabel ini berupa file .shp yang bertipe layer garis (line) dengan
nama jalan.shp. Tabel ini menggambarkan bentuk
jalan di Kota Jakarta.
9.
Tabel
Rumah Sakit, isi tabel rumah_sakit juga dapat dimodifikasi dan dihapus melalui
halaman administrator yang tesedia di aplikasi WebGIS Rumah Sakit. Tabel ini
menggambarkan titiktitik atau letak
rumah sakit yang berada di Jakarta dan berfungsi memberikan informasi
tentang nama rumah sakit, alamat, no.tlp, website dan gambar yang berada di
wilayah Jakarta agar dapat memberikan informasi yang bermanfaat.
10.
Tabel
Login, tabel ini digunakan untuk menampung data user untuk manajemen sistem halaman login. Tabel
ini terdiri dari field gid, username dan password.
11.
Tabel
Sungai, tabel ini berupa file .shp yang bertipe layer polygon (polyline) dengan
nama sungai.shp. Tabel ini menggambarkan sungai yang ada di Kota Jakarta secara
keseluruhan.
Pembuatan Website dan Penggabungan
Database
Ada beberapa tahap yang dilakukan
agar peta tersebut tampil pada browser.
Langkah pertama yang dilakukan adalah membuat mapfile (.map). MapServer
selalu memerlukan sebuah mapfile yang mendeskripsikan apa dan dimana sumber
data berada. Mapfile merupakan konfigurasi dari layerlayer yang ingin
ditampilkan sehingga peta terlihat pada browser. Isi dari sebuah mapfile
terdiri dari beberapa objek, antara lain objek map, objek layer, objek class,
objek label dan objek style. Objek map mendefinisikan objek master atau sebagi
objek root. Objek ini juga mendefinisikan status, units, size, extent, layer,
legend dan lain sebagainya. Objek layer mendefinisikan layer-layer yang ingin
ditampilkan pada peta. Penulisan layer yang pertama akan diletakkan paling
dasar sehingga tampilannya bisa ditutupi oleh tampilan layer berikutnya. Objek
class mendefinisinakan kelas-kelas dari suatu layer yang ditentukan. Setiap layer paling tidak
memiliki sebuah kelas. Objek label mendefinisikan label yang kemudian sering
dipakai sebagai teks unsur spasial. Objek style digunakan untuk menyimpan
parameterparameter simbol yang dipakai. Dengan objek ini setiap kelas dapat
memiliki simbol dengan tipe, ukuran dan warna tersendiri. Di dalam map file terdiri
dari konfigurasi layerlayer yang ditampilkan pada browser. Objek layer-layer
tersebut antara lain, objek layer Kota Jakarta yang bertipe polygon. Sedangkan
untuk tipe garis (line) yaitu objek layer Jaringan Jalan. Objek layer titik
(point) pada mapscript diatas bernama Rumah Sakit. Langkah pada mapscript
adalah untuk mengkoneksikan atau menghubungkan antara mapscript dengan basis
data yang berada pada PostgreSQL, yaitu dengan cara menambahkan kode connection
type. Isi (value) dari connection type ini adalah jenis koneksi apa yang akan
digunakan oleh basis data. Aplikasi WebGIS ini menggunakan jenis koneksi
Postgis oleh sebab itu value dari connection type adalah Postgis. Selanjutnya
membuat suatu pengaturan koneksi ke basis data yang ada.
Membuat Template Peta
Template tersebut berfungsi untuk
menampilkan komponen-komponen aplikasi peta yang interaktif, seperti petanya
itu sendiri, legenda, skala, navigasi zoom in, zoom out, zoom to layer, query,
pan dan lain sebagainya. Didalam file template ini mencakup baris-baris kode
mapfile dan php.
Membuat Website pada MapServer dan
Penggabungan Database dengan PHP
Agar isi dan tampilan website
lebih menarik maka diperlukan suatu interface atau antarmuka. Interface
berperan sebagai tempat antara program dan pengguna yang saling berinteraksi
satu sama lain. Konsep rancangan yang digunakan dalam pembuatan WebGIS ini
menekankan pada beberapa aspek, yaitu:
1.
Komunikatif
2.
Estetis
3.
Ekonomis
Kesimpulan
1.
Kelebihan
dari WebGIS Rumah Sakit ini adalah tersedianya fasilitas radius dengan beberapa
category, sehingga lebih memudahkan bagi pengguna untuk mengetahui jarak
terdekat dengan tempat yang dituju sesuai dengan category yang ada.
2.
Web
ini di desain semenarik mungkin dengan simbolsimbol (legenda) yang menarik.
Setiap layer dipadupadankan dengan warna yang sesuai agar pengguna dapat dengan
nyaman melihatnya. Web GIS ini juga dilengkapi dengan profil Kota Jakarta.
3.
Kekurangan
dari WebGIS Rumah Sakit ini adalah masih sedikitnya fasilitas yang disediakan,
sehingga informasi yang disampaikan tidak terlalu luas cakupannya.
4.
Dalam
pengembangan selanjutnya, WebGIS ini dapat menggunakan data yang lebih lengkap
dan lebih akurat agar informasi yang disajikan menjadi lebih baik.
5.
Alangkah
baiknya jika WebGIS ini menggunakan peta 3 dimensi sehingga tampak jelas objek
yang akan ditampilkan, baik bentuk gedung, rute jalan, maupun sarana pendukung
menuju tempat tersebut.
4.
Kelebihan
Penelitian
1.
Dengan
dibuatnya aplikasi GIS ini dapat membantu siapa saja yang membutuhkan informasi
letak rumah sakit terdekat.
2.
Titik
lokasi rumah sakit yang digunakan pada rumah sakit di seluruh jakarta sehingga
memudahkan pengguna memilih rumah sakit tedekat dengan jalur yang tidak rumit
pada kota Jakarta yang padat.
3.
Struktur
Navigasi untuk user cukup mudah dimengerti bagi siapa saja penggunanya.
5.
Kekurangan
1.
Dalam
penulisan flowchart tidak dijabarkan alur per alurnya melainkan hanya
dituliskan pengertian flowchart dan langsung pada gambar flowchart
2.
Tidak
dijelaskan bagaimana dan darimana data dikumpulkan.